Selasa, 29 Maret 2022

9 Golongan yang Tidak Wajib Puasa Ramadhan

1.  Anak kecil yang belum baligh

Anak kecil sebelum baligh tidak wajib berpuasa dan wajib mengqadha dan bayar fidyah jika meninggalkan puasanya. Akan tetapi anak kecil harus dididik untuk berpuasa tapi jika sudah memasuki 7 tahun wajib berpuasa.

Dalam hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Pena catatan amal diangkat (kesalahannya tidak dihitung) untuk 3 orang: orang yang tidur sampai bangun, anak kecil sampai besar (baligh), dan orang gila sampai sadar,” (HR. Ahmad 24694 & Nasai 3445).

2. Orang gila

Orang gila tidak wajib berpuasa dan tidak wajib qadha dan bayar fidyah jika meninggalkannya.

3.  Orang sakit

Orang sakit yang memberatkan berpuasa tidak wajib berpuasa akan tetapi wajib untuk menggantinya (mengqadha) diwaktu lain.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

 

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ

 

“Barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah:185).

4.   Orang tua

Orang tua yang sudah sangat tua tidak wajib berpuasa dan untuk menggantinya dengan membayar fidyah.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Al Baqarah ayat 184 yang artinya,

"...dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin."

5.  Wanita hamil

Wanita hamil jika masih sanggup mengganti (qadha) puasa dilain waktu, jika tidak sanggup maka cukup membayar fidhyah.

"Sesungguhnya Allah 'azza wa jalla menghilangkan pada musafir separuh shalat. Allah pun menghilangkan puasa pada musafir, wanita hamil,dan wanita menyusui." (HR. Ahmad).

6.  Orang menyusui

Sama halnya dengan wanita hamil, wanitia menyusui jika masih sanggup mengganti (qadha) puasa dilain waktu, jika tidak sanggup maka cukup membayar fidhyah.

7.  Haidh

Dari Abu Sai’d, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ ، وَلَمْ تَصُمْ فَذَلِكَ نُقْصَانُ دِينِهَا

 

“Bukankah bila si wanita haid ia tidak shalat dan tidak pula puasa? Itulah kekurangan agama si wanita. (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari no. 1951 dan Muslim no. 79)

Wanita haidh diwajibkan untuk mengqadha puasanya dilain waktu. Sebagaimana hadist dari Mu’adzah, ia berkata bahwa ada seorang wanita yang berkata kepada ‘Aisyah,

 

أَتَجْزِى إِحْدَانَا صَلاَتَهَا إِذَا طَهُرَتْ فَقَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ كُنَّا نَحِيضُ مَعَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَلاَ يَأْمُرُنَا بِهِ . أَوْ قَالَتْ فَلاَ نَفْعَلُهُ

 

“Apakah kami perlu mengqodho’ shalat kami ketika suci?” ‘Aisyah menjawab, “Apakah engkau seorang Haruri? Dahulu kami mengalami haid di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup, namun beliau tidak memerintahkan kami untuk mengqodho’nya. Atau ‘Aisyah berkata, “Kami pun tidak mengqodho’nya.” (HR. Bukhari no. 321).

8.  Nifas

Wanita nifas keadaannya sama seperti wanita haidh tidak diwajibkan untuk puasa di Bulan Ramadhan.

9.  Orang musafir/berpergian

Orang musafir/berpergian lebih dari 80 km tidak diwajibkan untuk berpuasa dan harus menggantinya dilain waktu.

Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 185, "Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perjanalan Menuju Ufuk Barat

Hidup ini hanyalah sandiwara bak drama atau sinetron ... Dan kamu lah sebagai pemeran utamanya...  Kamu tinggal milih peran apa yang akan ka...