Rabu, 10 Juni 2020

Pencarian Jati Diri


Pernah dengar kisah Salman Al-Farisi, Salman adalah dari keluarga kaya raya, ayahnya seorang Bupati. tapi apakah Salman berhenti disitu saja, tentu jawabannnya Tidak. Dengan kisah Hijrah yang panjang demi pencarian jati diri pndah dari daerah satu ke daerah lain dari Persia ke Syria, Kemudian Mosul ke Nasibin, Amuria, Kemudian menetap di Wadil Qura’ pada akhirnya Salman sampai di Madinah ujung dari kisahnya bertemu Rasulullah dan masuk Islam.

Kemudian kisah Mush’ab bin Umair seorang yang sangat tampan, kaya raya dan sangat dimanjakan oleh kedua orang tuanya, rela meninggalkan semuanya demi mengikuti Risalah Nabi Muhammad SAW. Di akhir hayatnya ketika meninggal dunia kain kafan pun tak mampu dibeli yang bisa menutupi seluruh badannya, jika kepalanya ditutup maka kaki nya akan terlihat. Sehingga kakinya ditutupi dengan rumput idzkhir.
Dan masih banyak kisah para sahabat lainnya mengenai kisah hijrah yang meninggalkan semua kenikmatan yang dimilikinya.

Tentu dari kisah ini kita dapat mengerti bahwa, Mereka bukanlah mencari Harta, perempuan maupun jabatan.

Sudah banyak orang di Bumi ini focus mencari dan mengumpulkan harta, sedangkan harta tak mampu menolongnya di Akhirat kelak. Bahkan harta-harta nya itu malah menjerumuskan anak-anak dan istrinya untuk foya-foya dan lupa Akhirat. Padahal sebagai kepala keluarga diperintahkan untuk menjauhkan keluarganya dari siksaan api neraka. Sangatlah merugi Anak dan harta nya tak mampu menolongnya untuk masuk ke Surga.

Sudah jelas ya ada 3 hal yang amalnya tidak terputus, harta yang disedekahkan, anak yang soleh dan ilmu yang bermanfaat.
Lantas, apa sebenarnya yang kita cari hidup di dunia ini? Yang hanya hidup di dunia rata-rata  69 Tahunan kecuali orang Jepang ya usia hidupnya lebih tinggi sekitar 83 Tahunan. Kita hidup di Dunia ini hanyalah persinggahan dan hanya diwaktu sore saja.

Padahal  jelas di firman Allah SWT:

Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku” 
(Q.S adz-Dzaariyaat ayat 56)

Makna beribadah kepada Allah adalah bentuk penghambaan kepadanya, semua perbuatan amal ibadah hanya ditujukan kepada Nya saja. Bentuk penghambaan ini akarnya adalah iman dan buahnya adalah Akhlaq.

Arti Iman kepada Allah SWT membenarkan dengan hati bahwa Allah ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaannya mulai dari Ar – Rahmaan الرحمن (Maha Pemurah) hingga Ash – Shabuur الصبور (Maha Penyabar) 99 sifat Allah SWT, kemudian di akui dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan di dunia nyata.

Keimanan ini sangat penting bagi kita apakah kita akan masuk syurga ataukah masuk neraka.
Dari Abu Said Al-Khudri r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Setelah penduduk surga masuk ke surga dan penduduk neraka masuk ke neraka, maka Allah Ta'ala pun berfirman, 'Keluarkanlah dari neraka orang-orang yang dalam hatinya terdapat iman walaupun sebesar biji sawi.' Mereka pun dikeluarkan dari neraka. Hanya saja tubuh mereka telah hitam legam bagaikan arang. Oleh karena itu, mereka dilemparkan ke sungai Haya' atau hayat –terdapat keraguan dari Imam Malik. Kemudian tubuh mereka berubah bagaikan benih yang tumbuh setelah banjir. Tidakkah engkau melihat benih tersebut tumbuh berwarna kuning dan berlipat-lipat." Wuhaib berkata, "Amr menceritakan kepada kami, "Sungai Al-Hayat"dan Wuhaib berkata, "kebaikan sebesar biji sawi." hadits Shahih Bukhari ke-22.

Kita menyakini bahwa setelah kematian nantinya kita akan dibangkitkan kembali untuk melewati hari Kiamat dimana harta dan keluarga tidak dapat menolong kita dari siksaan api neraka.

Letakkanlah Dunia digenggamanmu dan Akhirat di Hatimu. Sesungguhnya dunia dikejar akan semakin lari, akhirat dikejar akan semakin mendekat. Kalaupun dunia terlepas dari genggaman maka tidak akan bersedih atas kehilangannya, akan tetapi jika tidak bisa beramal untuk akhirat maka bersedihlah. Dunia kita cari, kita hanyalah mendapatkan setetesnya saja, kalaupun kehilangan kita hanya kehilangan setetesnya juga.

Jati diri kita hanyalah sebagai hamba Allah yang diciptakan untuk beribadah kepadaNya baik secara lisan, hati dan fikiran serta perbuatan yang ditujukan hanya untuk Nya. Kita percaya dan menyakini bahwa Nabi Muhammad adalah utusannya, kitab-kitab Nya, Para Malaikat, Qada dan Qadar dan Hari Kiamat. Hari kiamat, Hari pembalasan semua amalan perbuatan kita di Dunia.

Jangan sampai Jati diri ini kita menyadarinya setelah kita berada di Hari Kiamat, dimana kita tidak bisa lagi kembali ke Dunia dan beramal saleh. Sebelum terlambat dan masih diberikan nafas dan umur mari kita mulai dari sekarang.
Mari kita Ta’atin apapun perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
Allahu’alam Bisshowab.

Bandung, 9 Juni 2020
@yeni_s.m


Perjanalan Menuju Ufuk Barat

Hidup ini hanyalah sandiwara bak drama atau sinetron ... Dan kamu lah sebagai pemeran utamanya...  Kamu tinggal milih peran apa yang akan ka...