A.
Kebersihan
Dalam Islam semua aktivitas seorang Muslim diatur
dari keadaan bangun tidur hingga tidur kembali. Tak terkecuali dalam hal
kebersihan dan kesehatan Pribadi Seorang Muslim serta berkolerasi terhadap
kualitas dan kuantitas ibadah yang kita kerjakan.
Dalam Pembahasan Fiqh, BAB Thaharar (bersuci)
adalah BAB pertama yang dibahas terlebih dahulu baru membahas BAB Shalat. Dari
sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa kebersihan hal utama yang perlu
dipelajari sebelum mengetahui yang lain dalam Fiqh. Mengapa demikian karena thaharah (bersuci) merupakan salah satu
syarat syahnya shalat, padahal kita tahu shalat adalah rukun dari rukun Islam
setelah dua kalimat syahadat. Jadi, syarat sahnya shalat tentu harus
didahulukan pembahasannya daripada yang disyaratkan yaitu shalat.
Thaharah secara bahasa artinya bersuci atau
menghilangkan kotoran. Adapun secara syar’i yaitu menghilangkan najis atau
kotoran dengan air dan debu (tanah) yang suci lagi menyucikan dengan tata caraa
yang telah ditentukan oleh syari’aat Islam.
Sedangkan arti kebersihan
menurut Wikipedia, kebersihan adalah sebuah keadaan dari sebuah barang atau
orang yang terlindung dari kotoran, bau dan hal lainnya yang diaanggap kotor.
Bersih adalah keadaan
setelah kita berthaharar (bersuci). Dalam Islam sebelum shalat kita diwajibkan
berthaharar, jika tidak menemukan air sekalipun bisa mengunakan benda suci
lainnya seperti debu atau batu. Begitulah Islam mengatur ummatnya agar tetap
bisa bersuci dimanapun dan kapanpun agar ketika beribadah kepada Allah dalam
keadaan bersuci dan bersih.
B. Kesehatan Jasmani
Kebersihan seorang Muslim tidak hanya dalam
menjalan ibadah wajib saja melainkan untuk menjaga kebersihan pribadi. Tidak
hanya sehat lahiriyah melainkan sehat jasmaniyah juga.
Menurut
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama pada tahun
1983, meyebutkan
bahwa kesehatan merupakan ketahanan jasmani, rohani, dan sosial yang
dimiliki oleh manusia sebagai karunia dari Allah yang wajib disyukuri dengan
cara mengamalkansegala ajaranNya.
Sedangkan
Menurut WHO (World Health Organization) Kesehatan adalah suatu keadaan
fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya tidak adanya penyakit
atau kelemahan.
Ada beberapa hadist shahih yang menjelaskaan
bagaimana merawat badan agar tetap bersih dan menjaga kebersihan pribadi
seorang Muslim. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Perihal pentingnya menyikat gigi, Abu Hurairah RA juga melaporkan Rasulullah SAW juga
pernah berkata, "Seandainya aku tidak ingin terlalu membebani pengikutku,
aku akan memerintahkan mereka menggunakan siwak setiap sebelum melakukan
ibadah." (HR Al-Bukhari dan
Muslim).
Dan hadist yang menjelaskan perilaku menjaga kebersihan
pribadi seorang Muslim, Abu Hurairah menyebut Nabi SAW pernah bersabda,
"Fitrah itu ada lima, yaitu khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong
kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak". (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Dari dua hadist ini sudah
jelas diperintahkan untuk menjaga kesehatan jasmani (fisik) dengan melakukannya
secara rutin seperti mengosok gigi atau bersiwak setiap sebelum melakukan
ibadah menjaga agar mulut bersih dan memotong kuku serta bulu.
Beberapa masalah akibat
jarang menggosok gigi dirangkum dari hellosehat.com diantaranya adalah bau
mulut, gigi berlubang, penyakit gusi, penyakit jantung dan infeksi paru.
Penyakit jantung akibat
jarang menggosok gigi dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung,
stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya sebanyak 3 kali lipat. Bakteri yang
menginfeksi gusi dan menyebabkan penyakit periodontitis dapat ikut mengalir ke
pembuluh darah dan menyebabkan peradangan dan kerusakan di pembuluh darah. Ini
meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, dan sumbatan pembuluh darah.
Selain memicu penyakit
jantung, kesehatan gigi yang buruk juga bisa menyebabkan infeksi paru atau pneumonia. Secara umum
mekanismenya sama seperti risiko penyakit jantung yang sudah disebutkan di
atas.
Menurut Dental Health Foundation,
yayasan kesehatan gigi di Amerika Serikat. Dalam websitenya, mereka
mengungkapkan bahwa gigi yang kotor dapat memengaruhi kesehatan paru Juga bisa
menyebabkan infeksi paru, Risiko ini terjadi akibat bakteri penyebab infeksi
gusi terhirup saat bernapas lewat mulut sehingga masuk ke dalam paru
dan menginfeksinya.
Selain itu, Rasulullah
sendiri sudah mencontohkan kepada kita terkait pola hidup dan makan sehat. Rasulullah
seantiasa bersiwak sampai-sampai Rasulullah ingin mewajibkannya terhadap ummat
Islam, makan sebelum lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang, makan buah
terutama kurma, menghindari makan berlebihan serta sering melakukan olahraga
seperti yang disunnahkan memanah, menunggang kuda dan berenang.
C. Kesehatan Akal dan Qalbu
Kesehatan akal diperolah
dengan banyak membaca buku-buku dan merenungkan ciptaan Sang Maha Kuasa di Dunia
ini serta banyak mendengarkan ceramah-ceramah dari ustadz dalam majelis-majelis
ilmu.
Sedangkan Qalbu terdapat
dua macam. Pertama adalah Qalbu Jismani dan yang kedua adalah Qalbu ruhani.
Disini yang akan dijelaskan adalah tentang Qalbu ruhani.
Qalbu ruhani adalah hati
nurani, tempat dimana niatan ibadah berada apakah karena Allah SWT atau karena
niatan lainnya. Qalbu ini akan berpengaruh terhadap keadaan seorang muslim
tersebut. Jika ia berdosa makan akan berbentuk bercak hitam sehingga Qalbu
lama-kelamaan menjadi hitam pekat. Mari kit abaca hadist berikut ini:
“Sesungguhnya
orang beriman itu, kalau berdosa, akan akan terbentuk bercak hitam di
qalbunya”. (HR Ibnu Majah)
Qalbu juga bisa berpenyakit seperti
halnya penyakit jasmani, penyakit Qalbu ruhani ini disebutkan dalam Al-Qur’an
sebanyak 13 kali, مَّرَضٌ قُلُوْبِهِمْ artinya orang-orang yang dalam hatinya
ada penyakit. Dalam Q.S Al. Baqarah: 10, Q.S Al-Ma’idah: 52, Q.S Al-Anfal: 49,
Q.S At-Taubah: 125, Q.S Yusuf : 57, Q.S Al-Hajj : 53, Q.S An-Nur : 50, Al-Ahzab
: 12, 32, dan 60, Q.S Muhammad : 20 dan 29, Q.S Al-Mudassir : 31. Mari kita
simak dari Firman Allah SWT:
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya
itu; dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta." (QS.
Al-Baqarah 2: Ayat 10)
"(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada
penyakit di dalam hatinya berkata, Mereka itu (orang mukmin) ditipu agamanya.
(Allah berfirman), Barang siapa bertawakal kepada Allah, ketahuilah bahwa Allah
Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS. Al-Anfal 8:
Ayat 49)
"Apakah (ketidakhadiran mereka karena) dalam hati mereka ada
penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau
Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah
orang-orang yang zalim." (QS. An-Nur 24: Ayat 50)
"Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang
hatinya berpenyakit berkata, Yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kami
hanya tipu daya belaka." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 12)
"Atau apakah orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit mengira bahwa
Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?" (QS.
Muhammad 47: Ayat 29)
Sehat Qalbu diperolah
dengan beramal ibadah niatan ikhlas karena Allah SWT. Bukan Qalbu (hati) yang
sakit digambarkan Allah dalam ayatnya :
Dari ayat diatas sudah jelas
bahwa tidak hanya penyakit dari jasmani saja melainkan penyakit Qalbu juga ada.
Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang berpenyakit didalam hatinya. Kita
perlu menjaga Qalbu ini agar sehat dan mau menerima hidayah dan inayah nya
Allah SWT. Orang-orang yang hatinya berpenyakit adalah orang-orang yang sulit
mendapatkan hidayah dan termasuk golongan pembangkang dan dengki.
D. Matriks Antara Sehat Jasmani dan Sehat Akal dan Qalbu
|
Sehat Akal dan Qalbu
|
Iya
|
Tidak
|
Sehat Jasmani
|
Iya
|
Amal Ibadah Optimal
|
Amal Ibadah Kurang Optimal
|
Tidak
|
Amal Ibadah Cukup Optimal
|
Amal Ibadah Tidak Ada
|
Sehatnya Akal dapat diperoleh dari membaca
buku, mendengarkan ceramah di majelis ilmu dan dari tadabbur ciptaan Allah. Sehatnya
Rohani diperoleh dari amal-amal ibadah yang dilakukan karena niatan Allah SWT. Sehatnya
Jasmani (Fisik) diperoleh dari pola hidup dan makan sehat.
Ketiga ini memiliki keterkaitan satu sama
lain. Dalam melakukan ibadah tentu harus didukung kesehatan jasmani yang bagus.
Contoh ibadah yang perlu kondisi jasmani yang baik adalah shalat, berpuasa,
berperang di zaman Sahabat dan Rasulullah.
Rasulullah selama hidupnya berperang selama
28 kali. Kalau tidak sehat secara jasmani tdak mungkin Rasulullah bisa
melaksanakan perang 28 kali selama hidupnya. Di
mulai dari perang Abwa hingga perang Tabuk.
Jika seorang muslim Sehat
jasmani dan sehat akal dan Qalbu maka ibadah yang dilakukan ibadah dalam
kondisi sangat optimal. Misalkan melaksanakan ibadah wajib seperti shalat
dengan gerakan sempurna, kemudian khusyu’ dan niatan ikhlas atas perintah
ketaatan karena Allah SWT.
Jika seorang muslim tidak
sehat secara jasmani tetapi sehat secara akal dan Qalbu, maka melaksanakan
ibadah seperti shalat akan terkendala. Melaksanakan gerakan shalat tidak
sempurna, karena mengharuskan shalat dalam keadaan berbaring karena tidak
sanggup berdiri. Contoh ibadah wajib lainnya adaalah puasa di Bulan Ramadhan,
tentu orang yang tidak sehat secara jasmani tidak bisa berpuasa dengan optimal
di Bulan ini. Sehingga kondisi ini ibadah cukup optimal.
Jika seseorang muslim memiliki
memiliki sehat secara jasmani akan tetapi tidak memiliki sehat secara akal dan
Qalbu. Orang-orang ini termasuk orang-orang yang ada penyakit didalaam hatinya
seperti digambarkan pada ayat-ayat Allah SWT yang disebutkan diatas. Mereka
melakukan ibadah kepada Allah dengan berat dan ingin dipuji oleh manusia
(riya’).
Terakhir kondisi seorang
muslim pada bagan ini adalah orang-orang yang tidak memiliki kesehatan jasmani
dan juga tidak memiliki kesehatan akal dan Qalbu. Orang-orang ini masuk kedalam
orang-orang yang merugi. Merugi di dunia maupun di akhirat. Orang-orang yang
tidak melakukan ibadah kepada Allah padahal beragama Islam atau hanya di KTP saja.
Ketidaksehatan kita dalam
hal jasmani, jangan sampai menjadi kendala kita tetap melakukan ibadah kepada
Allah SWT. Dan tetap berupaya melaksanakannya dengan optimal dan menjadikannya sebagai
ladang pahala. Jika kita sabar menghadapinya akan ada pahala yang terus
mengalir dari Allah SWT.
Kebersihan seorang Islam
harus tetap dijaga agar bisa sehat secara jasmani, akal daan Qalbu. Yang
memiliki sehat jasmani sejak lahir patut bersyukur kepda Allah SWT dan tetap
menjaga jasmani agar tetap sehat bukti bersyukur kita kepada Allah SWT seperti
menjaga pola hidup dan makan sehat, rutin berolah raga dan sering minum air
putih serta makan buah dan sayur agar ibadah kepada Allah SWT dalam kondisi
optimal. Allahu’alambishowab.