Sabtu, 22 Desember 2018

Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus

Bismillah, Saya takut inspirasi yang ada difikiran saya hilang. Sehingga saya cepat-cepat menuliskannya walaupun ngetik pakai hape, tapi Alhamdulillah masih bisa. Karena laptop sedang dirawat inap di Rumah Sakit alias bengkel alias Tempat services komputer. 

Kita hidup didunia ini adalah sebuah perjalanan proses menuju kepada Allah SWT. Didunia mungkin hanya sampai 63 tahun (Usia Rasullullah SAW meninggal) atau bahkan kurang dari itu. Allahu'alam hanya Allah yang Maha Tahu. Selebihnya kita akan di alam kubur selanjutnya yailumil kiyamah. 
Sekarang berapa usiamu? 25 tahun? 26 Tahun atau 27 Tahun? Setiap usia ada fase-fasenya. Dan setiap fase/keadaan pasti diuji oleh Allah.

Kita manusia pasti akan kembali kepada Nya, yang harus kita hilangkan adalah sikap sombong. 

Tidak akan masuk surga siapa yang di dalam hatinya ada kesombongan walau seberat debu.” (HR Muslim).

Apalah yang perlu kita sombongkan dimuka bumi ini kita ini kecil amat-amat lah kecil jika dibandingan miliaran galaxy kepunya Allah di alam semesta ini. Kita hanyalah ciptaan kecil miliknya. Lantas, apa yang membuat kita sombong?

Bahkan pun jika diakhirat kelak seluruh amal ibadah kita jika dikumpulkan dan dihitung tidak bisa membuat kita masuk syurga. Lantas apa yang bisa membuat kita masuk syurga? Keridhoan Allah, iya keridhoan Allah. Dalam hal shadaqah/infaq misalnya. Kalau menurut kita pasti yang besar pahala nya adalah yang paling besar nominal shadaqah/infaqnya, bukan bukan itu, kalau hitung-hitungan Allah itu seperti ini. Misal Fulan A hanya memiliki harta satu-satu nya adalah sepedanya kemudian fulan A menginfaqkan sepedanya. Kita anggap sepedanya seharga 1 juta Rupiah. Kemudian Fulan B, memiliki harta yang banyak, Fulan tersebut menginfaqkan salah satu mobil nya. Mungkin dilihat dari kacamata manusia, Fulan B yang bakal banyak dapat pahala dari pada Fulan A. Tapi, tahu kah kita? Bahwa Fulan A itu lebih lebih dimata Allah infaqnya juga lebih besar pahalanya dimata Allah karena sepeda tersebut satu-satunya hartanya. Begitulah Allah Maha AdilNya dalam segala hal. 
Kemudian manusia pasti diuji iya diuji, saat dia susah tak ada apa-apa kemudian diuji dengan keadaan yang lumayan. Masing-masing kita pasti diuji dengan segala keadaan. Rasullullah dan Sahabat pun diuji dengan ditimpa kelaparan.

Istri Rasulullah Khadijah r.a pun diuji kelaparan hingga pada saat itu menyusui Fatimah r.a bukan air susu yang keluar melainkan darah. allahumma sholli alaa sayyidina muhammad wa alihi washahbihi wasallim.

Lantas masihkah kita sombong?

Apalagi kita manusia biasa pasti akan diuji segala keadaan. Apakah iman kita sama atau lebih baik atau bahkan lebih buruk dengan keadaan sebelumnya? Hanya masing-masing kita yang dapat menjawabnya. Karena kelemahan kita inilah, makanya kita disuruh banyak-banyak berdo'a meminta segala sesuatu nya karena ketidakberdayaan kita. Istiqomah dijalan Allah ini pun kita juga harus meminta kepada Allah. Dalam hal apapun itu, tidak terlepas meminta kepada Allah.

Setelah meminta kepada Allah kita ikhtiar, jika jalan ikhtiar kita buntu minta lagi kepada Allah untuk diberi petunjuk jalan-jalan ikhtiar lain, jika buntu juga minta lagi kepadaNya. Tumpahkan segala tangis di shalat-shalat malam yang syahdu antara kita dengan Allah saja.

Allah Allah Allah... 
Masukkan hamba kedalam golongan hambaMu yang beriman dan bertaqwa kepada Mu Ya Allah dan berkumpul dengan Orang-orang shalih/ah di Syurga Mu kelak, Allahummaamiin....
Allah Dulu...
Allah Lagi...
Allah Terus...

Selasa, 20 Maret 2018

Ada Apa dengan Ramalan?




السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Apa kabar pengunjung bloger saya yang setia, sudah lama saya enggak posting-posting di blog saya, wkwkwkwkwk. Kali ini saya mau nulis tentang lamaran ramalan, sebelum menulis tentang itu saya mau berpantun dulu.
Berkunjung ke Gorontalo
Singgah sebentar di Pantai  Baloyya
Enggak apa-apa jomblo
Asalkan bahagia. . . . 

Duh maaf pantunnya gak nyambung ama judul blog yang diatas. Heee
Oke bismillah saya mau berbagi ilmu terkait Ramalan. Saya turut sedih karena tulisan-tulisan tentang ramalan berseliweran dimana-mana. sekarang sangat mudah untuk dicari tinggal search nanyak sama mbah kita google ketemu dah apa yang kita mau tanyain. Enggak kayak dulu yang masih serba cetak jadi beli majalah dulu baru bisa baca ramalan. Dengan mudahnya informasi yang didapat, mungkin kita enggak sengaja membuka tulisan tentang ramalan tersebut di socmed dan kemudian kita membacanya sekalipun tidak mempercayainya sesungguhnya dapat menggerus Aqidah kita na'udzubillahimindzalik.

Sesungguhnya islam datang untuk salah satunya memperbaiki akhlak manusia yang semula jahilliyah. Berkaca kebelakang zaman jahilliyah dimana manusia pada saat itu percaya ramalan-ramalan termasuk ramalan-ramalan bintang/zodiak yang sampai sekarang masih banyak yang mempercayainya. Zodiak dahulu yang membuat Mesir kuno sekitar abad ke-4 SM. 

Dalam bangsa Arab sebelum islam masuk ramalan disebut tathayyur. Kata ini berasal dari thair yang artinya burung. Sejarah dari tathayyur berawal dari kebiasaan orang Arab pada jaman jahilliyah, jika seseorang hendak melakukan perjalanan, maka ketika melihat burung terbang menuju arah kanan berarti dia akan mendapat keuntungan. Akan tetapi jika burung terbang ke arah kiri maka akan terjadi kesialan. Sebagian masyarakat bahkan sengaja melepaskan burung untuk menentukan nasib perjalanannya. Ketika burung tersebut terbang ke arah kanan, perjalanan akan dilakukan. Namun jika burung terbang ke arah kiri maka perjalanan dibatalkan. Kemudian istilah tathayyur berkembang bukan saja disebabkan oleh petunjuk burung namun dengan petunjuk-petunjuk lainnya.
Lalu, apa hukum membaca ramalan-ramalan di internet ataupun di media social lainnya?

Menurut Fatwa Kerajaan Saudi Arabia (Al Lajnah Ad Daimah), Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz mengenai hukum membaca ramalan bintang, zodiak dan semisalnya adalah haram dan bentuk kesyirikan kepada Allah. Baik membacanya apalagi sampai mempercayainya. Mari kita baca hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad yang shahih dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنِ اقْتَبَسَ عِلْمًا مِنَ النُّجُومِ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ السِّحْرِ زَادَ مَا زَادَ
Barangsiapa mengambil ilmu perbintangan, maka ia berarti telah mengambil salah satu cabang sihir, akan bertambah dan terus bertambah.” 

Begitu pula hadits yang diriwayatkan oleh Al Bazzar dengan sanad yang jayyid dari ‘Imron bin 
 Hushoin, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: 
     
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تُطُيِّرَ لَهُ أَوْ تَكَهَّنَ أَوْ تُكُهِّنَ لَهُ أَوْ سَحَّرَ أَوْ سُحِّرَ لَهُ
Bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang beranggapan sial atau membenarkan orang yang beranggapan sial, atau siapa saja yang mendatangi tukang ramal atau membenarkan ucapannya, atau siapa saja yang melakukan perbuatan sihir atau membenarkannya.” 

Siapa saja yang mengklaim mengetahui perkara ghaib, maka ia termasuk dalam golongan kaahin (tukang ramal). Ilmu ghaib hanya Allah yang mengetahuinya, sebagaimana disebutkan dalam ayat,  dibawah ini:

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah” (QS. An Naml: 65).

Syaikh Sholih Alu Syaikh mengatakan, “Jika seseorang membaca halaman suatu koran yang berisi zodiak yang sesuai dengan tanggal kelahirannya atau zodiak yang ia cocoki, maka ini layaknya seperti mendatangi dukun. Akibatnya cuma sekedar membaca semacam ini adalah tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari. Sedangkan apabila seseorang sampai membenarkan ramalan dalam zodiak tersebut, maka ia berarti telah kufur terhadap Al Qur’an yang telah diturunkan pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Lihat At Tamhid Lisyarh Kitabit Tauhid oleh Syaikh Sholih Alu Syaikh pada Bab “Maa Jaa-a fii Tanjim”, hal. 349)

Ada dua persoalan didalamnya, jika sekedar membaca zodiak atau ramalan bintang, walaupun tidak mempercayai ramalan tersebut, maka itu tetap haram. Akibat perbuatan ini, shalatnya tidak diterima selama 40 hari.

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” (HR. Muslim no. 2230). Ini akibat dari cuma sekedar membaca.

Maksud tidak diterima shalatnya selama 40 hari dijelaskan oleh An Nawawi: “Adapun maksud tidak diterima shalatnya adalah orang tersebut tidak mendapatkan pahala. Namun shalat yang ia lakukan tetap dianggap dapat menggugurkan kewajiban shalatnya dan ia tidak butuh untuk mengulangi shalatnya.”  (Syarh Muslim, 14: 227)

Persoalan yang kedua adalah apabila sampai membenarkan atau meyakini ramalan tersebut, maka dianggap telah mengkufuri Al Qur’an yang menyatakan hanya di sisi Allah pengetahuan ilmu ghoib.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al-Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad no. 9532, hasan).
Akan tetapi jika seseorang membaca ramalan tadi untuk membantah dan membongkar kedustaannya, semacam ini termasuk yang diperintahkan bahkan dapat dinilai wajib. (Al Qoulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, 1: 330).

Lalu bagaimana cara kita mengetahui karakter orang lain jika membaca lamaran ramalan hukumnya haram.  Dalam islam semua kehidupan ini sudah diatur mulai dari A hingga Z. Mengetahuin karakter saudara kita bisa dikenali dengan cara melakukan safar bersamanya.
Sebagaimana Umar bin Khattab memiliki tiga ukuran untuk menimbang benarkah seseorang mengenali orang lain ?

Satu hari ketika seseorang memuji kawannya dalam persaksian sebagai orang baik,‘Umar bertanya padanya, ”Apakah engkau pernah memiliki hubungan dagang atau hutang piutang dengannya, sehingga engkau mengetahui sifat jujur dan amanahnya ?”
” Belum,” jawabnya ragu.
Pernahkah engkau,” cecar Umar,”Berselisih perkara dan bertengkar hebat dengannya sehingga tahu bahwa dia tidak fajir dalam berbantahan ?”
” Ehm, juga belum…”
Pernahkah engkau bepergian dengannya selama 10 hari sehingga telah habis kesabarannya untuk berpura-pura lalu kamu mengenali watak-watak aslinya ?”
” Itu juga belum. “
Kalau begitu pergilah kau, hai hamba Allah. Demi Allah kau sama sekali tidak mengenalnya !”.

Ketiga hal ini akan mudah mengenal watak dan karakter seseorang. Salah satunya bersafar bersama selama 10 hari atau lebih. Dengan bersafar semua sikap asli akan tersingkap. Dari situ kita bisa menilai orang tersebut.

Kata-kata safar menurut Syaikh Muhammad bin shalih Al-Ustaimin adalah
وسمي سفرا لأنه من الإسفار وهو الخروج والظهور كما يقال أسفر الصبح إذا ظهر وبان وقيل في المعنى سمي السفر سفرا لأنه يسفر عن أخلاق الرجال يعني يبين ويوضح أحوالهم فكم من إنسان لا تعرفه ولا تعرف سيرته إلا إذا سافرت معه وعندئذ تعرف أخلاقه وسيرته وإيثاره
“Diistilahkan safran karena diambil dari makna al-isfar yaitu: keluar dan terang, nyata. sebagaimana dikatakandalam ungkapan yaitu bersinar atau bercahaya. Secara makna disebut  as-safaru–safran karena “membuka perihal akhlak seseorang.” Maksudnya, menjadikan jelas dan nyata keadaannya. Berapa banyak orang yang belum terkuak jati dirinya, bisa terungkap setelah melakukan safar/bepergian bersamanya. Ketika dalam safar itulah engkau mengetahui akhlak, perangai dan wataknya.

Jadi, tidak perlu lagi bukan membaca ramalan atau sebagainya. Didalam islam, sudah ada solusinya yaitu dengan bersafar bersama.
Dimulai dari sekarang tidak mendekati ramalan apalagi sampai membaca atau mempercayainya, na'udzubillahimindzalik


Wallahu a'lam bish-shawab.

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
 

Rungan Barat, 20 Maret 2018

@Yeni_s.m

Rabu, 03 Januari 2018

Do'a mu belum Terkabulkan: Ini 3 Amalan yang Membuat Do'a mu Cepat Dikabulkan Allah


Assalamu'alaikum.wr.wb.
Kali ini saya buka dengan Q. S Luqman: 27.
وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Entah kenapa saya sangat suka kalau saya bertaujih atau ngisi (caile😜) membuka dengan ayat ini.  Saya terpana dengan kalimat Ayat Al-Qur'an satu ini.  MasyaAllah,  Al-qur'an memang kata-kata yang paling indah dimuka bumi ini. 

Oke baiklah tanpa berpanjang lebar,  sesuai yang saya janjikan tadi siang saya mau kulsap tentang *"3 amalan ibadah yang membuat do'a cepat2 dikabulkan oleh Allah"*. Kenapa temanya tentang ini karena momentnya pas, karena bentar lagi mau bergantian tahun tinggal menunggu pergeseran jarum pendek 15 derajat maka akan peegantian tahun dari 2017 ke tahun 2018. Pasti banyak do'a-do'a mu ataupun targetan tahun 2017 yang belum terkabulkan oleh Allah.  Bisa jadi selama ini cara do'amu salah (salah satu penyebab do'a belum terkabulkan oleh Allah). Sebenarnya ada beberapa sebab dan musabab do'a belum terkabulkan oleh Allah.  Ini saya petik dari dalamislam.com, dibawah ini:

1. Diri, Dosa, dan apa-apa yang Haram (banyak berbuat dosa dan makan/minuman/pakaian dari yang haram) 

Rasulullah SAW bersabda;

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan kepadamu.'” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan mengabulkan  do’anya?.” (H.R. Muslim)

2. Berdoa Untuk Sesuatu yang Tidak Baik
ari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW bersabda;

“Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim dan tidak tergesa-gesa.” Seorang sahabat bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa? ‘ Rasulullah Saw menjawab: ‘Yang dimaksud dengan tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan; ‘Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan’. Setelah itu, ia merasa putus asa dan tidak pernah berdoa lagi.’ (H.R.Muslim)
3. Hati Kosong dan Tidak Serius
Dari Abu Hurairah; Rasulullah SAW bersabda:
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (H.R. At-Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan; ‘Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau kehendaki, dan rahmatilah aku jika Engkau berkehendak.’ Akan tetapi hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam meminta, karena Allah sama sekali tidak ada yang memaksa.” (H.R. Bukhari)
4. Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Dari Hudzaifah bin Al Yaman dari Rasulullah SAW  bersabda yang artinya: 
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, hendaknya kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar atau jika tidak niscaya Allah akan mengirimkan siksa-NYa dari sisi-Nya kepada kalian, kemudian kalian memohon kepada-Nya namun do’a kalian tidak lagi dikabulkan.” (H.R. At-Tirmidzi)

5. Digantikan dengan sesuatu yang lebih baik
6. Ditunda
Baiklah itu sedikit intermezo sebab muasabab do'a tidak terkabulkan oleh Allah SWT.  Lalu, gimana donk kalau udah do'a diwaktu-waktu mustajab terkabulkannya do'a oleh Allah,  tapi sekarang belum terkabul-kabul oleh Allah SWT.  Nah bisa jadi cara anda kurang jitu.  Cekidout deh langsung ke inti kulsap saya 3 amalan jitu yang membuat do'amu langsung dikabulkan oleh Allah SWT. 
Nah 3 amalan ibadah ini sebenarnya dari kisah 3 orang yang terjebak di go'a, nah bisa bayangin sendiri seperti terjebak di lift kantormu,  gak ada signal juga dan pada waktu itu orang sudah pulang kerja semuanya, cuman kamu dan dua temanmu didalam lift.  Panik pasti, mencoba sekuat tenaga agar keluar ternyata pintu lift nya gak bisa kebuka (eh badeway keknya film ini pernah tayang di salah satu chanel tv). Oke kembali lagi ke yang tadi jadi satu-satunya pertolongan adalah pertolongan Allah SWT.  Nah,  ketika kita sudah mengalami kebuntuan yang luar biasa terhadap persoalan hidup kita,  kembalilah kepada Allah penuh ikhlas dan tawakkal.  Karena senjata ampuhnya ummat muslim adalah do'a.  Lalu,  do'a yang bagaimana? 
Nah kembali lagi ke-3 orang tersebut yang terjebak di dalam goa yang gak bisa keluar karena ada bati besar gmyang menghalangi mereka untuk biaa keluar.  Mereka pun mulai berdo'a dan menceritakan amal ibadah mereka, oh iya amal ibadah ini bukan ritual ibadah kepada Allah ya seperti shalat,  haji,  tahajjud atau tilawah akan tetapi amalan ibadah hamblumminannas (hubungan kepada manusia). Satu persatupun mereka berdo'a ini shahih ya hadistnya ada di kitab Riyadush Sholihin bab ikhlas. 
Langsing aja ini dia riwayatnya saya kutip dari rumaysho.com

Dari Abu ‘Abdir Rahman, yaitu Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, katanya: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

انْطَلَقَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَتَّى أَوَوُا الْمَبِيتَ إِلَى غَارٍ فَدَخَلُوهُ ، فَانْحَدَرَتْ صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ فَسَدَّتْ عَلَيْهِمُ الْغَارَ فَقَالُوا إِنَّهُ لاَ يُنْجِيكُمْ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ إِلاَّ أَنْ تَدْعُوا اللَّهَ بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ

“Ada tiga orang dari orang-orang sebelum kalian berangkat bepergian. Suatu saat mereka terpaksa mereka mampir bermalam di suatu goa kemudian mereka pun memasukinya. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup gua itu dan mereka di dalamnya. Mereka berkata bahwasanya tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka semua dari batu besar tersebut kecuali jika mereka semua berdoa kepada Allah Ta’ala dengan menyebutkan amalan baik mereka.”

فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمُ اللَّهُمَّ كَانَ لِى أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ ، وَكُنْتُ لاَ أَغْبِقُ قَبْلَهُمَا أَهْلاً وَلاَ مَالاً ، فَنَأَى بِى فِى طَلَبِ شَىْءٍ يَوْمًا ، فَلَمْ أُرِحْ عَلَيْهِمَا حَتَّى نَامَا ، فَحَلَبْتُ لَهُمَا غَبُوقَهُمَا فَوَجَدْتُهُمَا نَائِمَيْنِ وَكَرِهْتُ أَنْ أَغْبِقَ قَبْلَهُمَا أَهْلاً أَوْ مَالاً ، فَلَبِثْتُ وَالْقَدَحُ عَلَى يَدَىَّ أَنْتَظِرُ اسْتِيقَاظَهُمَا حَتَّى بَرَقَ الْفَجْرُ ، فَاسْتَيْقَظَا فَشَرِبَا غَبُوقَهُمَا ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَفَرِّجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ ، فَانْفَرَجَتْ شَيْئًا لاَ يَسْتَطِيعُونَ الْخُرُوجَ

Salah seorang dari mereka berkata, “Ya Allah, aku mempunyai dua orang tua yang sudah sepuh dan lanjut usia. Dan aku tidak pernah memberi minum susu (di malam hari) kepada siapa pun sebelum memberi minum kepada keduanya. Aku lebih mendahulukan mereka berdua daripada keluarga dan budakku (hartaku). Kemudian pada suatu hari, aku mencari kayu di tempat yang jauh. Ketika aku pulang ternyata mereka berdua telah terlelap tidur. Aku pun memerah susu dan aku dapati mereka sudah tertidur pulas. Aku pun enggan memberikan minuman tersebut kepada keluarga atau pun budakku. Seterusnya aku menunggu hingga mereka bangun dan ternyata mereka barulah bangun ketika Shubuh, dan gelas minuman itu masih terus di tanganku. Selanjutnya setelah keduanya bangun lalu mereka meminum minuman tersebut. Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar  mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini.” Batu besar itu tiba-tiba terbuka sedikit, namun mereka masih belum dapat keluar dari goa.

قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « وَقَالَ الآخَرُ اللَّهُمَّ كَانَتْ لِى بِنْتُ عَمٍّ كَانَتْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَىَّ ، فَأَرَدْتُهَا عَنْ نَفْسِهَا ، فَامْتَنَعَتْ مِنِّى حَتَّى أَلَمَّتْ بِهَا سَنَةٌ مِنَ السِّنِينَ ، فَجَاءَتْنِى فَأَعْطَيْتُهَا عِشْرِينَ وَمِائَةَ دِينَارٍ عَلَى أَنْ تُخَلِّىَ بَيْنِى وَبَيْنَ نَفْسِهَا ، فَفَعَلَتْ حَتَّى إِذَا قَدَرْتُ عَلَيْهَا قَالَتْ لاَ أُحِلُّ لَكَ أَنْ تَفُضَّ الْخَاتَمَ إِلاَّ بِحَقِّهِ . فَتَحَرَّجْتُ مِنَ الْوُقُوعِ عَلَيْهَا ، فَانْصَرَفْتُ عَنْهَا وَهْىَ أَحَبُّ النَّاسِ إِلَىَّ وَتَرَكْتُ الذَّهَبَ الَّذِى أَعْطَيْتُهَا ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ . فَانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ ، غَيْرَ أَنَّهُمْ لاَ يَسْتَطِيعُونَ الْخُرُوجَ مِنْهَا

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, lantas orang yang lain pun berdo’a, “Ya Allah, dahulu ada puteri pamanku yang aku sangat menyukainya. Aku pun sangat menginginkannya. Namun ia menolak cintaku. Hingga berlalu beberapa tahun, ia mendatangiku (karena sedang butuh uang). Aku pun memberinya 120 dinar. Namun pemberian itu dengan syarat ia mau tidur denganku (alias: berzina). Ia pun mau. Sampai ketika aku ingin menyetubuhinya, keluarlah dari lisannya, “Tidak halal bagimu membuka cincin kecuali dengan cara yang benar (maksudnya: barulah halal dengan nikah, bukan zina).” Aku pun langsung tercengang kaget dan pergi meninggalkannya padahal dialah yang paling kucintai. Aku pun meninggalkan emas (dinar) yang telah kuberikan untuknya. Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini.” Batu besar itu tiba-tiba terbuka lagi, namun mereka masih belum dapat keluar dari goa.

قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – وَقَالَ الثَّالِثُ اللَّهُمَّ إِنِّى اسْتَأْجَرْتُ أُجَرَاءَ فَأَعْطَيْتُهُمْ أَجْرَهُمْ ، غَيْرَ رَجُلٍ وَاحِدٍ تَرَكَ الَّذِى لَهُ وَذَهَبَ فَثَمَّرْتُ أَجْرَهُ حَتَّى كَثُرَتْ مِنْهُ الأَمْوَالُ ، فَجَاءَنِى بَعْدَ حِينٍ فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ أَدِّ إِلَىَّ أَجْرِى . فَقُلْتُ لَهُ كُلُّ مَا تَرَى مِنْ أَجْرِكَ مِنَ الإِبِلِ وَالْبَقَرِ وَالْغَنَمِ وَالرَّقِيقِ . فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ لاَ تَسْتَهْزِئْ بِى . فَقُلْتُ إِنِّى لاَ أَسْتَهْزِئُ بِكَ . فَأَخَذَهُ كُلَّهُ فَاسْتَاقَهُ فَلَمْ يَتْرُكْ مِنْهُ شَيْئًا ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ . فَانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ فَخَرَجُوا يَمْشُونَ »

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, lantas orang ketiga berdo’a, “Ya Allah, aku dahulu pernah mempekerjakan beberapa pegawai lantas aku memberikan gaji pada mereka. Namun ada satu yang tertinggal yang tidak aku beri. Malah uangnya aku kembangkan hingga menjadi harta melimpah. Suatu saat ia pun mendatangiku. Ia pun berkata padaku, “Wahai hamba Allah, bagaimana dengan upahku yang dulu?” Aku pun berkata padanya bahwa setiap yang ia lihat itulah hasil upahnya dahulu (yang telah dikembangkan), yaitu ada unta, sapi, kambing dan budak. Ia pun berkata, “Wahai hamba Allah, janganlah engkau bercanda.” Aku pun menjawab bahwa aku tidak sedang bercanda padanya. Aku lantas mengambil semua harta tersebut dan menyerahkan padanya tanpa tersisa sedikit pun. Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini”. Lantas goa yang tertutup sebelumnya pun terbuka, mereka keluar dan berjalan. (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 2272 dan Muslim no. 2743)

Oke dari do'a ketiga orang tersebut yang pertama berbakti kepada kedua orang tua,  kedua tentang godaan wanita ketiga tentang harta. Jadi,  tips jitu agar Allah mau mengabulkan do'a kita, boleh kita menceritakan amal ibadah kita (habblumminannas), bahwa amal ibadah kita tersebut fyur benar-benar karena Allah SWT. ~bukan karena riya~

Saya akhiri dengan pantun.
daun salam buah semangka,  dimakan bertujuh,  Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.... 


Perjanalan Menuju Ufuk Barat

Hidup ini hanyalah sandiwara bak drama atau sinetron ... Dan kamu lah sebagai pemeran utamanya...  Kamu tinggal milih peran apa yang akan ka...