Kemajuaan pembangunan suatu Daerah baik infrastruktur dan ekonomi tergantung pada kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) dan akan terhambat jika kualitas pemangku kepemimpinannya buruk. Infrastruktur, ekonomi dan SDM (Sumber Daya Manusia), 3 hal ini sangat mempengaruhi kemajuan pembangunan Daerah tersebut.
3 pokok permasalahan ini saling terhubung dan terikat satu sama lain.
Akibat infrastruktur yang buruk masyarakat tidak bisa menjual hasil tani nya ke
luar Desa sehingga masyarakat menjual ke Tengkulak dengan harga yang sangat
murah dan pendapatan keluarga yang pas-pasan menyebabkan masyarakat Desa
tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya dan mensekolahkan anak-anaknya hingga
ke bangku SMA/Sarjana. Karena pendidikan yang rendah menyebabkan tidak dapat
bersaing dengan yang lain dengan lulusan Sarjan, sehingga mendapatkan pekerjaan
yang bagus dan gaji tinggi peluangnya sangatlah kecil. Akibatnya, yang miskin
tetap miskin dan lingkaran kemiskinanpun tetap terjadi di Desa tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan adalah rendahnya tingkat
pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja, lapangan kerja yang kurang,
pemutusan hubungan kerja serta pengangguran.
Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2019
mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 25,14 juta jiwa
setara dengan 9,41 % dari jumlah penduduk Indonesia 266,91 juta jiwa. Jumlah kemiskinan di Indonesia tiap tahun
naik kalaupun turun tidak mencapai 1 %.
Tahun 2020 diperdiksikan kemiskinan melonjak menjadi 10,56 % dari
jumlah penduduk Indonesia.
Jumlah penduduk miskin yang tinggal di kota sebesar
9,99 juta jiwa dan yang tinggal di desa 15,15 juta jiwa atau sekitar dari 60,2
% penduduk miskin tinggal di Desa. Maka, mengentaskan kemiskinan di Indonesia
dimulai dari penduduk miskin yang tinggal di Desa karena sebagian besar tinggal
di Daerah.
Jumlah Desa di Indonesia sekitar 74.957 Desa, setiap
daerah di Indonesia ini rata-rata memiliki setidaknya 2.204 Desa di daerahnya.
Tentu Desa-Desa tersebutlah yang menjadi fokusan utama dalam memajukan
pembangunan baik dari sisi infrastruktur, ekonomi maupun kualitas SDMnya serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat miskin
atas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar seperti pemenuhan pelayanan
pendidikan bagi keluarga miskin, pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin dan
penyediaan prasarana dan sarana desa.
Permasalahan-permasalahan Bangsa ini sungguh
banyak, akan tetapi tetap optimis bisa diatasi jika masih ada pemuda
didalamnya. Alasan kenapa pemuda harapaan Bangsa ini dalam menyelesaikan
banyaknya permasalahan Bangsa ini karena pemuda itu sendiri kata Hasan Al-
Banna memiliki 4 asas yaitu keimanan,
keikhlasan, semangat, dan amal merupakan karakter yang melekat pada diri
pemuda. Sesungguhnya, asas keimanan adalah hati yang bersih, asas keikhlasan
adalah jiwa yang suci, asas semangat adalah keinginan yang kuat, asas amal
adalah semangat yang membara. Kesemuanya hanya ada pada diri pemuda.
Tidak hanya Hasan Al-Banna yang memiliki pendapat tentang peran pemuda,
pelopor kemerdekaan Republik Indonesia Ir. Soekarno Hatta mengatakan:
“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya.
Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Kata-kata bapak Proklamator ini menggambarkan bahwa kekuatan 1 orang
pemuda bisa mewakili 100 orang tua dan kekuataannya dapat melibihi dari 100
orang tua tersebut sehingga dapat mengguncangkan Dunia.
Ulama Islam pun Dr. Yusuf Qardhawi pernah mengungkapkan tentang kekuatan peran pemuda yang memiliki
semangat yang membara dan jika ibarat
matahari, maka pemuda bagaikan matahari yang bersinar tepat pukul 12 siang,
dimana matahari sedang dalam panas dan teriknya yang sangat...” begitulah
ungkapannya.
Ungkapan-ungkapan diatas tentang pemuda ini menggambarkan bahwa pemuda
adalah pelopor Bangsa, agent of change
dan problem solver bagi permasalahan
di Indonesia serta iron stock pemimpin
masa depan negeri ini serta agent of development atau agen pembangunan. Baik
buruknya suatu negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda
adalah penerus dan pewaris bangsa dan negari ini.
Pemuda ini tidak terlepas dari kampus-kampus negeri ini yang berisi para
pemuda/i. Membangun kualitas mahasiswa baik kapasitas maupun kapabilitas
berarti menyiapkan pemimpin masa depan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan bangsa ini dalam memajukan pembangunan Daerah baik
infrastruktur, ekonomi maupun SDMnya.
Lantas, peran dan kontribusi apa yang bisa pemuda lakukan saat ini
sebelum menjadi pemimpin-pemimpin masa depan di daerahnya masing-masing yaitu
belajar, belajar dan belajar. Belajar dengan siapa pun, kapanpun dan dimanapun.
Belajar di kampus kita dapat meningkatkan kekompetenan keilmuwan kita
yang berguna untuk memecahkan masalah Bangsa kedepannya. Berorganisasi kita
bisa belajar menjadi pemimpin dilingkup kecil dengan berbagai networking yang kita dapatkan. Lewat
organisasi ini pula kita dapat berkontribusi ke masyarakat dengan membuat Desa Binaan
dalam memecahkan permasalahan di Desa tersebut. Selain itu para pemuda/i harus
banyak belajar ke negara lain yang sudah
maju secara ekonomi, infrastruktur dan teknologinya.
Kemudian, dengan kesiapan pemuda-pemudi ini secara kompeten dan
keprofesian serta kepahaman tentang agama yang baik insyaAllah bumi ini akan
siap diwarisi oleh pemuda/i seperti ini. Permasalahan Bangsa maupun permsalahan
Internasional akan mudah diatasai.
Wahai para pemuda/i sebagai pewaris negeri ini, mari kita siapkan ilmu dan
pengalaman sebanyak mungkin, jangan bosan untuk terus belajar kapanpun,
dimanapun dan dengan siapapun. Kalau bukan kita yang mempersiapkan diri menjadi
pemimpin dan pewaris negeri ini, lantas siapa lagi?, Kalau bukan sekarang kita
memeprsiapkannya, lantas kapan lagi?.
Sumber :
Zamzam. 2018. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Desa
Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru. Skripsi.
Makassar: Universitas Negeri Makassar. (28 Mei 2020)
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/12/20/jumlah-penduduk-miskin-di-desa-dan-kota-mengalami-penurunan. (28 Mei 2020)
https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/01/15/1743/persentase-penduduk-miskin-september-2019-turun-menjadi-9-22-persen.html. (28 Mei 2020)