Sabtu, 27 Juni 2020

Ternyata ini Manfaat Dzikir


Secara bahasa Dzikir memiliki arti "menyebut", "mengingat" atau "berdoa", kata zikir juga berarti memori, pengajian. Dalam bahasa agama Islam zikir sering didefinisikan dengan menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui kalimat-kalimat thayyibah.
Anjuran dzikir setiap saat dan sebanyak-banyaknya berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring sebagaimana dijelaskan di firman ALLAH SWT sebagai berikut:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya,"(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 41).

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka,"(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 191).

Manfaat dan keutamaan dzikir adalah satunya ada pada ayat sebagai berikut ini:
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram,"(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28).

Manfaat dan keutamaan dzikir menurut ulama kita Ibnu Al- Qoyyim adalah sebagai berikut:
1
Mengusir setan dan menjadikannya kecewa.
2
Membuat Allah ridah.
3
Menghilangkan rasa sedih,dan gelisah dari hati manusia.
4
Membahagiakan dan melapangkan hati.
5
Menguatkan hati dan badan.
6
Menyinari wajah dan hati.
7
Membuka lahan rezeki.
8
Menghiasi orang yang berdzikir dengan pakaian kewibawaan, disenangi dan dicintai manusia.
9
Melahirkan kecintaan.
10
Mengangkat manusia ke maqam ihsan.
11
Melahirkan inabah, ingin kembali kepada Allah.
12
Orang yang berdzikir dekat dengan Allah.
13
Pembuka semua pintu ilmu.
14
Membantu seseorang merasakan kebesaran Allah.
15
Menjadikan seorang hamba disebut disisi Allah.
16
Menghidupkan hati.
17
Menjadi makanan hati dan ruh.
18
Membersihkan hati dari kotoran.
19
Membersihkan dosa.
20
Membuat jiwa dekat dengan Allah.
21
Menolong hamba saat kesepian.
22
Suara orang yang berdzikir dikenal di langit tertinggi.
23
Penyelamat dari azab Allah.
24
Menghadirkan ketenangan.
25
Menjaga lidah dari perkataan yang dilarang.
26
Majlis dzikir adalah majlis malaikat.
27
Mendapatkan berkah Allah dimana saja.
28
Tidak akan merugi dan menyesal di hari kiamat.
29
Berada dibawah naungan Allah dihari kiamat.
30
Mendapat pemberian yang paling berharga.
31
Dzikir adalah ibadah yang paling afdhal.
32
Dzikir adalah bunga dan pohon surga.
33
Mendapat kebaikan dan anugerah yang tak terhingga.
34
Tidak akan lalai terhadap diri dan Allah pun tidak melalaikannya.
35
Dalam dzikir tersimpan kenikmatan surga dunia.
36
Mendahului seorang hamba dalam segala situasi dan kondisi.
37
Dzikir adalah cahaya di dunia dan ahirat.
38
Dzikir sebagai pintu menuju Allah.
39
Dzikir merupakan sumber kekuatan qalbu dan kemuliaan jiwa.
40
Dzikir merupakan penyatu hati orang beriman dan pemecah hati musuh Allah.
41
Mendekatkan kepada ahirat dan menjauhkan dari dunia.
42
Menjadikan hati selalu terjaga.
43
Dzikir adalah pohon ma’rifat dan pola hidup orang shalih.
44
Pahala berdzikir sama dengan berinfak dan berjihad dijalan Allah.
45
Dzikir adalah pangkal kesyukuran.
46
Mendekatkan jiwa seorang hamba kepada Allah.
47
Melembutkan hati.
48
Menjadi obat hati.
49
Dzikir sebagai modal dasar untuk mencintai Allah.
50
Mendatangkan nikmat dan menolak bala.
51
Allah dan Malaikatnya mengucapkan shalawat kepada pedzikir.
52
Majlis dzikir adalah taman surga.
53
Allah membanggakan para pedzikir kepada para malaikat.
54
Orang yang berdzikir masuk surga dalam keadaan tersenyum.
55
Dzikir adalah tujuan prioritas dari kewajiban beribadah.
56
Semua kebaikan ada dalam dzikir.
57
Melanggengkan dzikir dapat mengganti ibadah tathawwu’.
58
Dzikir menolong untuk berbuat amal ketaatan.
59
Menghilangkan rasa berat dan mempermudah yang susah.
60
Menghilangkan rasa takut dan menimbulkan ketenangan jiwa.
61
Memberikan kekuatan jasad.
62
Menolak kefakiran.
63
Pedzikir merupakan orang yang pertama bertemu dengan Allah.
64
Pedzikir tidak akan dibangkitkan bersama para pendusta.
65
Dengan dzikir rumah-rumah surga dibangun, dan kebun-kebun surga ditanami tumbuhan dzikir.
66
Penghalang antara hamba dan jahannam.
67
Malaikat memintakan ampun bagi orang yang berdzikir.
68
Pegunungan dan hamparan bumi bergembira dengan adanya orang yang berdzikir.
69
Membersihkan sifat munafik.
70
Memberikan kenikmatan tak tertandingi.
71
Wajah pedzikir paling cerah didunia dan bersinar di ahirat.
72
Dzikir menambah saksi bagi seorang hamba di ahirat.
73
Memalingkan seseorang dari membincangkan kebathilan.

A.  Dzikir ada 2 bagian :
  1. Dzikir mutlak adalah Segala jenis ketaatan baik yang nampak mauapun yang tidak Nampak.
  2. Dzikir terbatas adalah seperti Tilawatul Qur'an, shalat dll

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah sholat untuk mengingat Aku,"(QS. Ta-Ha 20: Ayat 14).
B.  Ada 5 jenis dzikir yaitu:
1.      Dzikir pagi dan sore

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang,"(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 41-42).

2.      Alwirdul Qur'ani (Wirid Qur'an)
Membaca Al-Qur'an hal yang oaling istemewa apalagi di bulan Ramadhan.
3.      Dzikir yang kita baca sehari-hari.
Contoh nya : Kita mau makan, mau tidur, Do'a bangun tidur :
4.      Doa-doa ma’tsur pada berbagai keadaan yaitu seperti do'a nabi² didalam Al-Qur'an
5.      Wirid-wirid ma'tsur yaitu kumpulan wirid dzikir untuk dibaca, contoh membaca istighfar 100 x dan Shalawat 100 x.

Lawan kata dari mengingat adalah lupa. Setan tugas utama nya adalah melalaikan manusia untuk mengingat Allah SWT.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa golongan setan itulah golongan yang rugi."(QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 19).

Allahu’alam Bishowab
Bandung, 26 Juni 2020
@Yeni_s.m

Rabu, 24 Juni 2020

6 Perbuatan ini Cara Mendapatkan Cinta


Bagaimana rasanya jika dicintai seseorang, pasti bahagiakan? Bagaimana kalau Allah SWT pemilik Alam Semesta dan pencipta segala sesuatu mulai makhluk, planet, bintang dan lain sebagainya mencintaimu?


MasyaAllah tentu ini adalah kebahagiaan yang tidak ada dua nya di Bumi ini jika kita mendapatkan cinta yang hakiki, sedangkan cinta manusia semu dan tidak abadi. Yakinlah jika kita mendapatkan cinta nya Allah, mudah saja Allah memberikan cinta manusia kepada kita. bukannya Allah lah yang membolak balikan hati manusia, bukannya kepemilikan Allah seluruh Alam semesta ini, apalagi hanyalah manusia sebagian kecil ciptaan-Nya, tentu Allah akan berikan. 

Apa sih Cinta itu? Jika seseorang mencintai seseorang tentu apa saja pasti dilakukan dari yang baik hingga buruk. Maka ada yang mengatakan kalau cinta itu buta, dalam artian bisa membutakan segalanya sehingga tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Lantas, apakah cinta nya Allah sama jika Allah telah mencintai kita. Tentu saja tidak, Allah akan jaga kita dan bahkan Allah tidak mengabulkan do’a kita. Bisa jadi itu memang terbaik buat kita, itulah tandanya Allah masih sayang sama kita. Misalnya anak kecil minta pisau kepada mamanya, apakah mamanya memberikan pisau tersebut tentu saja tidak kan? Karena mamanya sayang sama anaknya takut anaknya terluka jika diberikan pisau. Begitu juga analogi jika kita meminta sesuatu kepada Allah kemudian Allah belum berikan berarti Allah masih sayang sama kita. Jadi, La Tahzan (Jangan bersedih) ya jika do’a belum dikabulkan.

Lalu, gimana nih cara kita bisa mendapatkan cintanya Allah. Jawabannya ada di kitabullah Al-Qur’anul kariim. Mari kita baca 6 perbuatan dibawah ini:
1.      Allah mencintai orang-orang yang bertakwa
Jika kita termasuk golongan orang yang bertakwa  maka Allah akan mencintai kita.
"Sebenarnya barang siapa menepati janji dan bertakwa, maka sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertakwa,"(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 76).

Arti Takwa adalah mengerjakan apa yang dilarang Allah dan melaksanakan semua perintahnya sebagaimana perbuatan tersebut dijelaskan didalam Q.S Al-Baqarah: 5… Ia adalah petunjuk bagi orang-orang bertakwa. Yaitu, mereka yang beriman kepada hal-hal gaib, mendirikan shalat, dan menyedekahkan sebagian harta yang mereka miliki dari rezeki Kami. Dan, juga mereka yang beriman dengan yang kami turunkan kepadamu wahai Muhammad, dan yang diturunkan kepada para nabi dan rasul sebelummu. Mereka juga beriman kepada akhirat…

2.      Allah mencintai orang yang bertawakal
Yang kedua adalah Allah mencintai orang yang bertawakal sebagaimana firman Allah SWT dibawah ini:
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 159).

Maksud dari tawakal adalah menyerahkan hasil dari yang telah diusahakan kepada Allah SWT. Tawakal bukan berarti tanpa usaha ya. Misalnya kita ingin mendapatkan nilai bagus tentu kita harus usaha kemudian menyerahkan dan menyandarkaan hasilnya kepada Allah SWT. Jika, nilainya tidak sesuai ekpektasi maka kecewalah sewajarnya jangan berlama-lama, alangkah baiknya jika kita tidak kecewa akan hal itu dan kita Ridha dan ikhlas terhadap hasil tersebut karena itu sudah takdirnya Allah SWT.  Misalnya lagi dalam hal rezeki, tentu kita untuk mendapatkan rezeki harus berusaha kemudian serahkan semuanya kepada Nya. Jika kita sudah pasrahkan kepada-Nya, Allah pasti akan mendatangkan rezeki dari yang tidak disangka-sangka.

3.      Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan
Yang ketiga adalah Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan sebagaimana yang dikandung didalam 2 ayat ini Q.S Ali-Imran: 134 dan 148.

"(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,"(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 134).

Didalam Q.S Ali-Imran: 134 dijelaskan apa saja perbuatan kebaikan itu yaitu orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.

"Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan."(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 148

Maksud dari Allah memberi mereka pahala di dunia menurut tafsir Ibnu Tafsir dikitabnya Halaman 156 Jilid 2 yaitu pertolongan kemenangan dan kesudahan yang baik (red-happy ending).

4.      Allah mencintai orang-orang yang sabar
Ke-empat adalah Allah mencintai orang-orang yang sabar. Sabar dalam segala kondisi bencana atau cobaan yang diberikan Allah SWT.

"Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar,"(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 146).

5.      Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil
Ke-lima adalah Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil, Allah mengkisahkan suatu perbuatan adil didalam firmannya di 2 ayat. 1 ayat mengkisahkan tentang mendamaikan dua golongan dengan cara yang adil, disurah dan diayat yang lain Allah menjelaskan berbuat adil yaitu kepada orang-orang yang tidak memerangi dalam urusan agama dan tidak mengusir dari kampung halaman.

"Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil,"(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 9).

"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."(QS. Al-Mumtahanah 60: Ayat 8).
Lawan kata dari kata adil adalah dzalim. Berbuat adil disini adalh perbuatan sebagai seorang pemimpin, jika pemimpin tersebut adil maka orang tersebut akan mendapatkan cintanya Allah SWT sebaliknya jika pemimpin tersebut dzalim maka orang tersebut dibenci ataupun dilaknat oleh Allah SWT.

6.      Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur
Perbuatan terkakhir yang dicintai Allah yaitu orang-orang yang  berang di jalan- Nya dalam barisan yang teratur. Setiap kali akan berperang Rasulullah SAW selalu merapikan barisan pasukannya tidak hanya itu didalam saff shalat pun kita diharuskan untuk merapikan barisan shalat kita sebelum akan dilakukannya shalat. Seringkali imam yang langsung memerintahkannya. Tentu hal ini bukan tanpa landasan dan Allah lah yang memerintahkannya didalam Al-Qur’an. Allah kemudian memberikn perempuan seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh,"(QS. As-Saff 61: Ayat 4).

Jika kita ingin mendapatkan cinta Allah mari kita sama-sama melakukan 6 perbuatan ini yang Allah sebutkan dikalamnya Al-Qur’an. Jika Cintanya Allah sudah kita dapatkan maka mudah saja bagi Allah untuk mendatangkan cinta manusia kepada kita jika Allah berkehendak.

Allahu’alambishowab.
Bandung, 24 Juni 2020
@Yeni_s.m

Minggu, 21 Juni 2020

Kenapa Manusia diuji?

Kita bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah SWT dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang terakhir diutus ke muka bumi ini. Dan alam semesta beserta isinya baik manusia, hewan dan tumbuhan adalah makhluk ciptaan-Nya.

Kita ketahui bahwa beragam jenis warna kulit, mata, rambut manusia kemudia beragam tumbuhan sesuai jenis tanahnya kemudian beragam hewan sesuai iklim dan kondisi wilayahnya. Maha Besar Allah dengan segala ciptaan-Nya.

Kemudian manusia dengan keberagaman agama yang dianut tentu ini bukan tanpa sebab, sebagaimana firman Allah SWT:

"Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan,(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 48).

Jika Allah menghendaki, niscaya kita dijadikan-Nya satu umat saja, akan tetapi Allah hendak menguji kita.
Ujian atau musibah ini mengampiri kepada siapapun terkhusus kepada orang yang beriman. Ujian ini bermacam-macam bentuk ujiannya. Ujian yang diberikan dalam bentuk sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.

Sebagai dijelaskan melalui firman Allah SWT:

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155).

Didalam Al-Qur’an, ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang ujian berjumlah 32 ayat.
Setelah kata-kata menguji/ujian di Ayat yang sama biasanya Allah akan menjelaskan tujuan diujinya manusia tersebut. Tujuan diujinya manusia tersebut ada 6 hal sebagai berikut:

1.      Menguji keimanan seseorang apakah orang tersebut benar-benar beriman atau tidak benar-benar beriman
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan apa yang menimpa kamu ketika terjadi pertemuan (pertempuran) antara dua pasukan itu adalah dengan izin Allah, dan agar Allah menguji siapa orang (yang benar-benar) beriman,"(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 166).

2.      Menguji siapa orang-orang yang beriman atau termasuk orang yang munafiq
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta,"(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 3).

3.      Siapa orang-orang yang bersabar atau orang-orang yang tidak bersabar.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu,"(QS. Muhammad 47: Ayat 31).

4.      Siapa orang-orang yang bersyukur atau orang-orang yang tidaak bersyukur.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Demikianlah, Kami telah menguji sebagian mereka (orang yang kaya) dengan sebagian yang lain (orang yang miskin), agar mereka (orang yang kaya itu) berkata, Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah? (Allah berfirman), Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur (kepada-Nya)?,"(QS. Al-An'am 6: Ayat 53).

"Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia,"(QS. An-Naml 27: Ayat 40).

5.      Siapa yang paling terbaik amal dan perbuatannya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan Dialah yang menciptakan langit dan Bumi dalam enam masa, dan 'Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata (kepada penduduk Mekah), Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati, niscaya orang kafir itu akan berkata, Ini hanyalah sihir yang nyata,"(QS. Hud 11: Ayat 7).

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya,"(QS. Al-Kahf 18: Ayat 7).

"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,"(QS. Al-Mulk 67: Ayat 2).

6.      Agar orang tersebut kembali ke jalan yang benar agar bertaubat kepada Allah SWT.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dia (Daud) berkata, Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya. Memang banyak di antara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka yang begitu. Dan Daud menduga bahwa Kami mengujinya; maka dia memohon ampunan kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat,"(QS. Sad 38: Ayat 24).

"Dan sungguh, Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian dia bertobat,"(QS. Sad 38: Ayat 34).

Ayat-ayat diatas sudah gamblang dan jelas, menjelaskan tujuan diujinya seseorang oleh Allah SWT. Orang-orang yang dimaksud diatas adalah orang-orang Muslim ya (orang yang beragama Islam). Ujian-ujian yang diberikan agar terbukti bahwa seseorang itu adalah orang benar-benar beriman atau tidak benar-benar beriman, orang beriman atau orang munafiq, siapa orang yang banyak amalnya, orang yang bersabar dan bersyukur serta orang-orang yang senantiasa bertaubat.

Sedangkan orang-orang kafir, Allah berikan kesenangan di Dunia dan Allah kunci hati mereka sehingga mereka tidak akan mendapatkan petunjuk dan hidayah terkecuali yang Allah kehendaki. Bukan hanya kita saja yang diuji Nabi dan Rasul pun diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang keras.

“(Orang yang paling keras ujiannya adalah) para nabi, kemudian yang semisalnya dan yang semisalnya, diuji seseorang sesuai dengan kadar agamanya, kalau kuat agamanya maka semakin keras ujiannya, kalau lemah agamanya maka diuji sesuai dengan kadar agamanya. Maka senantiasa seorang hamba diuji oleh Allah sehingga dia dibiarkan berjalan di atas permukaan bumi tanpa memiliki dosa,”(HR. At-Tirmidzy, Ibnu Majah, berkata Syeikh Al-Albany: Hasan Shahih).

Hikmah dibalik ujian ataupun musibah adalah untuk menambahkan pahala untuk kita dan menggugurkan dosa serta mengangkat derajat orang tersebut serta, sebagai mana Firman Allah SWT dan hadist dibawah ini:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal,"(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 136).

"Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur,"(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 145).

"Katakanlah (Muhammad), Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan Bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas,"(QS. Az-Zumar 39: Ayat 10).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah menimpa seorang mukmin sebuah musibah, duri atau musibah yang lebih besar dari itu kecuali Allah akan mengangkat derajatnya atau menggugurkan dosanya,”(HR. Al-Bukhari dan Muslim, dan lafadznya milik Imam Muslim).

So, jangan bersedih hati jika kita terus-terusan diuji oleh Allah SWT. Yang terpenting adalah bagaimana kita lulus dihadapan Allah terkait ujian tersebut. Ya namanya ujian sama seperti ujian pas di Sekolah atau dibangku Kuliah ada nilai standart minimum jika dikatakan lulus atau tidak lulus. Dan hanya Allah dan diri kita yang mengetahui apakah kita lulus dari ujian-ujian tersebut. Sehingga hasil dari ujian ini Allah SWT menambahkan pahal bagi kita dan berguguranlah dosa-dosa serta Allah SWT meninggikan derajat kita.

Allahummaamiin 3x.

Allahu’alam bishowab.

Bandung, 21 Juni 2020

@Yeni_s.m

Perjanalan Menuju Ufuk Barat

Hidup ini hanyalah sandiwara bak drama atau sinetron ... Dan kamu lah sebagai pemeran utamanya...  Kamu tinggal milih peran apa yang akan ka...