Ummat
muslim tentu mengenal Nabi Yusuf dengan ketampanannya yang menawan,
sampai-sampai istri pembesar Mesir Al-Aziz yang dikenal dengan nama Qiftir
menggoda Nabi Yusuf. Nama istri pembesar Mesir Al-Aziz tidak disebutkan dalam
Al-qur’an tapi, sebagian kitab tafsir menyebutkan nama istri Qiftir, Rail. Ada
juga yang menyebut dengan Zulaikha atau Zalikha. Dalam catatan kaki Alqur’an
dan terjemahan terbitan Syaamil yang dikeluarkan Departemen Agama RI
menyebutkan nama-nama tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tapi, kita
disini tidak membahas mengenai kisah perjalanan Nabi Yusuf hingga Nabi Yusuf
diangkat menjadi bendaharawan negeri Mesir.
Lalu,
apa hubungan Nabi Yusuf dengan Jumlah Planet dalam Tata Surya?
Mengutip
terjemahan terbitan Syaamil yang dikeluarkan Departemen Agama RI Q.S Yusuf: 4
“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayah-nya, “Wahai Ayahku! Sungguh, aku
(bermimpi) melihat sebelah bintang, matahari dan bulan; melihat semuanya sujud
kepadaku.”
Disini,
Departemen Agama RI menterjemahkan kawkabaan
dengan artian bintang. Padahal, bintang “Anjm”.
Oke, mari kita bandingkan hasil terjemahan dari buku “buku pintar Sains dalam
Al-Qura’n Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah karangan Dr.Nadiah Thayyarah”.
Terjemahan
Q.S Yusuf: 4 “(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayah-nya, “Wahai Ayahku!
Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelah planet, matahari dan bulan; melihat
semuanya sujud kepadaku.”
Dari
kedua terjemahan, mana yang benar, bintang atau planet?. Jika dilihat, dari Q.S
Al-Waqi’ah: 75 dalam ayat ini menggunakan kata An-nujuum dalam artian bintang-bintang
dalam jama’ (banyak). Kata dasar, tetap berasal dari kata An-najm artinya
bintang. Terjemahan dari Departemen Agama RI juga menterjemahkan bintang. Lalu,
kenapa Q.S Yusuf: 4 di terjemahkan kawkabaan
dengan artian bintang? Mari, kita ulas dengan cermat.
Jika,
memang dalam terjemahan Q.S Yusuf: 4 adalah bintang, pertanyaannya apakah benar
bintang berjumlah 11. Atau kah, planet yang berjumlah 11 dalam tata surya?
Dalam
Dr.Nadiah Thayyarah, dalam buku “buku pintar Sains dalam Al-Qura’n Mengerti
Mukjizat Ilmiah Firman Allah “ mengatakan bahwa “Pada masa-masa diturunkannya
Al-qur’an, jumah planet yang dikenal baru 5 buah. Ketika teleskop antariksa
telah diturunkan, jumlah itu kemudian berubah menjadi 9 dan keteraturan
antariksa yang sempurna telah smapai pada batas di mana ia bisa diramalkan.
Terbukti dengan ditemukannnya planet Neptunus dan Pluto sebelum keduanya bisa
diamati. Artinya, kedua planet tersebut bisa ditemukan dengan perantara hitung-hitungan
astronomis belaka, tanpa teleskop. Baru setelahitu, dua planet tersebut bisa
diamati dan jumlah planet tata surya menjadi sembilan. Perlu disinggung di sini
bahwa perhitungan komputer astronomi modern menunukkan di sini bahwa
perhitungan komputer astonomi modern menunjukkan kemungkinan ditemukannya
sebuah planet setelah pluto, tetapi belum bisa diamati dengan teleskop. Planet
itu dinamakan Sedna dan jaraknya dari matahari sekitar 10 miliar kilometer.
Para ilmuan pun memperkirakan adanya planet lain di antara matahari dan
Merkurius. Planet itu diberi namaVolcano, tetapi sampai sekarang belum bisa
diamati. Jika benar dua planet tersebut (Sedna dan Volcano) bisa dilihat, maka
jumlah planet dalam tata surya menjadi sebelas, bukan sembilan”.
Disini,
dapat ditarik kesimpuan bahwa terjemahan Q.S Yusuf: 4, kawkabaan adalah planet bukan bintang. Karena, planet yang
berjumlah 11 sedangkan bintang berjumlah sangat banyak sesuai tulisan yang saya
posting beberapa hari lalu, jumlah bintang 6.000.000.000.
Maha
Suci Allah yang menciptakan segala sesuatu dengan sempurna, Maha Suci Allah
atas firman-firma-Nya. Maha Suci Allah yang telah mengatur segalanya dengan
sangat teratur, tidak ada satupun terlewat walaupun sekecil atom, kecuali
semuanya diatur oleh Allah SWT.
Allahu’alam
bishowab....
Bumi
ALLAH, Palangkaraya, 6 September 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar