Jumat, 29 Mei 2020

Inilah Pemimpin Para Kaum Wanita Seluruh Alam


Khadijah Binti Khuwailid r.a

Ia adalah wanita yang dikenal dengan julukan Ath-Thahirah (Wanita Suci) yang terkenal kaya raya, terhormat, keturunan bangsawaan dan cantik. Wanita seperti ini yang menjadi incaran para  pemimpin Quraisy namun ditolak pinangannya karena Bunda Khadijah tidak mengincar harta benda mereka melainkan jiwa mereka, Bunda Khadijah lahir di Ummul Qura (Mekah) sekitar lima belah tahun sebelum tahun gajah. Ummul Qasim binti Khuwailid bin Asd bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab Al-Qurasyiyah Al-Asadiyah.

Kala itu, malam itu tidak seperti biasanya, Bunda memimpikan memimpikan matahari besar turun dari langit Mekah dan berada didalam rumahnya, memenuhi seluruh isi rumah dengan cahaya dan keindahan. Cahaya dari dalam rumah memancar ke sekelilingnya hingga menyilaukan jiwa sebelum menyilaukan pandangan karena sangat terang.

Tidak berdiam diri, ke esokan paginya bunda cepat-sepat mendatangi sepupunya Waraqah bin Naufal. Menuturkan mimpinya belum tuntas pembicaraannya. Wajah Waraqah berbinar dan tersenyum sambil berkata kepada Khadijah, “Bergembiralah wahai saudara sepupuku! Jika Allah membenarkan mimpimu, cahaya nubuwah akan masuk ke dalam rumahmu, dan dari sana cahaya penutup para nabi akan memancar”.

Sejak saat tu, Bunda menjalani hidup di atas harapan semoga mimpinya menjadi nyata dan sumber kebaikan untuk umat manusia dan sumber cahaya dunia. Setiap kali ada seorang pemimpin Quraisy datang meminang, Bunda selalu mengukur lelaki tersebut dengan mimpi yang ia alami dan penafsiran yang ia dengar dari saudara sepupunya. Namun hingga detik itu, sifat-sifat penutup para nabi tidak cocok dengan para lelaki yang dang datang meminang dan berdekatan dengannya. Bunda menolak mereka dengan cara yang baik.

Bunda adalah saudagar wanita yang biasa menyewa jasa sejumlah lelaki untuk memperdagangkan harta miliknya. Sementara Quraisy sendiri adalah kaum pedagang. Ketika mendengar kejujuran tutur kata, besarnya amanat dan kemuliaan akhlak Rasulullah SAW, Bunda mengirim utusan untuk menemui beliau.

Bunda menawarkan untuk memperdagangkan harta miliknya ke Syam dan bersedia memberikan imbalan terbaik yang pernah ia berikan kepada para pedagang lain. Rasulullah SAW menerima tawaran bunda kemudian pergi membawa harta dengan ditemani budak miliknya, Maisarah.
Rasulullah SAW sejenak beristirahat dibawah naungan pohon di dekat biara seorang rahib. Dari atas biara, si rahib melihat Misarah lalu bertanya kepadanya, “Siapa lelaki yang istirahat di bawah pohon itu?” Maisarah menjawab, “Dia orang Quaraisy dari penduduk tanah Haram”. Si rahib kemudian berkata kepadanya, “Tidak ada seorang pun yang istirahat di bawah pohon itu selain Nabi”.
Rasulullah SAW mendapat keuntungan dua kali lipat dari barang-barang yang dijual. Sepulang dari Syam, Maisarah menuturkan ke Bunda sebagaimana dituturkan orang-orang, selalu melihat dua kalimat menangui beliau dari sinar matahari. Kala itu panas terik tatkala beliau menunggangi unta.

Khadijah terus memikirkan berbagai penuturan dan kisah Maisarah serta kata-kata saudara sepupunyya. Suatu ketika ditengah kebimbangan dan guncangan, Nafisah binti Munabbih, temanya, datang dn duduk untuk berbincang. Hingga akhirnya Nafisah mampu mengungkapkan rahasia tersembunyi dibalik wajah dan intonasi tutur kata Bunda. Begitu keluar dari dari rumah bunda. Nafisah langsung menemui nabi Muhammad SAW dan berbicara kepadanya agar menikahi ATH-Thahirah Khadijah. “Muhammad kenapa kau tidak menikah?” Tanya Nafisah.
“Aku tidak punya apa-apa untuk menikah,” sahut beliau.
Jika engkau dicukupi dan diajaki menikah dengan seorang waanita yang berharta, cantik, dan mulia, apakah kau mau menerimanya?”
“Siapa dia?” sahut beliau
“Khadijah binti Khuwailid,” jawab Nafisah seketika.
“Kalau dia mau, aku menerima tawaran itu,” sahut Rasulullah SAW.
Bunda Khadijah dan Nabi Muhammad pun menikah dengan mahar 20 ekor unta. Setelah akad selesai, hewan-hewan disembelih lalu dibagi-bagikan kepadaa orang-orang fakir.
Bunda Khadijah kala itu berusia 40 tahun, usia keibuan yang sudah matang. Sementara Nabi Muhammad SAW berusia 25 Tahun, usia kematangan seorang pemuda.

Awal mula wahyu Rasulullah SAW setiap kali memimpikan sesuatu, pasti terjadi seperti cahaya subuh. Beliau kemudian suka menyendiri di Gua Hira , hingga kebenarn datang kepada beliau kala berada di dalam gua Hira.

Sesampai pulang membawa Wahyu ini dengan sekujur tubuh menggigil, hingga masuk menemui bunda lalu Rasulullah berkata “Selimutilah aku, selimutilah aku!” Bunda menyelimuti beliau hingga rasa takut hilang. Setelah itu, beliau berkata kepada Bunda, “Wahai Khadijah, kenapa aku ini?” Beliu menceritakan apa yang terjadi, setelah itu beliau berkata,”Sekali-kali tidak! Bergembiralah, karena demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya, kau menyambung tali keekeluargaan, jujur bertutur kata, menanggung beban, membantu orang miskin, menjamu tamu dan membantu orang kesusahaan.”

Bunda Khadijah r.a adalah orang pertama yang masuk islam, demikian juga dengan putra-putrinya. Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah binti Rasulullah dan putranya Al-Qashim, Abdullah dan Ibrahim bin Rasulullah.

Bahkan, siapapun yang ada di dalam Rumah yang diberkahi ini tergolong di antara mereka yang bersegera masuk islam, seperti Ali bin Thalib dan Zaid bin Haritsah.
Mampukah istri selain Bunda Khadijah yang kaya, dan bergelimang kenikmatan dengan rela hati melepaskan diri dari segala kenyamanan, kelapangan dan kenikmatan yang sudah terbiasa ia jalani.

Ia menenangkan beliau kala resah, melegakan beliau kala lelah, menuturkan beliau memiliki banyak kelebihan, menegaskan kepada beliau bahwa orang-orang baik seperti beliau takkan pernah terhina.
Diriwyatkan dari Anas r.a, ia berkata “Jibril datang kepada Rasulullah SAW saat itu Khadijah berada di dekat beliau. Jibril lalu berkata, “Sungguh, Allah SWT mengucapkan salam kepada Khadijah.” Khadijah kemudia berkata, ”Allh-lah Yang Maha Pemberi keselamatan. Semoga kesejahteraan juga berlimpah kepda Jibril, semoga kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah juga berlimpah kepadamu.
Nabi Muhammad SAW belum pernah menikahi seorang wanita pun sebelum Khadijah bahkan tidak memadu Khdijah hingga Khadijah meninggal dunia.

Diriwayatkan dari Aisyah r.a, ia berkata, “Aku tidak cemburu pada istri-istri Nabi SAW selain kepada Khadijah, padahal aku tidak menjumpainya. Ia meneruskan, Ketika Rasulullah SAW menyembelih kambing, beliau berkata, kirimkan ini kepada teman-teman Khadijah. Ia meneruskan, suatu hari, aku membuat beliau marah, aku berkata, Khadjah! Rasulullah SAW berkata, sungguh, aku dikaruniai cintanya.”

Diriwayatkan dari Aisyah r.a, ia berkata, “Rasulullah SAW ketika teringat Khadijah, beliau memujinya dengan baik.”Aisyah menuturkan, Suatu hari aku cemburu, aku lantas berkata, Kau sering kali menyebut si mulut merah itu. Allah telah memberimu pengganti yang lebih baik darinya”

Beliau berkata, “Allah memberiku pengganti yang lebih baik darinya? Ia beriman kepadaku kala orang-orang ingkar padaku. Ia membenarkanku kala orang-orang mendustakanku. Ia membantuku dengan hartanya kala orang-orang tidak memberiku. Dan Allah memberiku anak-anaknya kala ia tidak memberiku anak-anak dari wanita-wanita lain”.

Bandung, 17 Maret 2020
@Yeni s.m

Perjanalan Menuju Ufuk Barat

Hidup ini hanyalah sandiwara bak drama atau sinetron ... Dan kamu lah sebagai pemeran utamanya...  Kamu tinggal milih peran apa yang akan ka...