Saya kaget ternyata ada orang sudah menikah yang memiliki pemahaman tidak ingin memiliki anak walaupun secara reproduksi baik atau disebut childfree. Dan yang lebih kagetnya ada banyak orang yang menyetujui hal itu dan sebagian besar agamanya adalah Islam.
Islam
ini adalah ajaran yang syamil mutakamil artinya sempurna dan menyeluruh. Mengatur
urusan dari bangun tidur hingga tidur kembali, mengatur dari A sd Z. Syumuliyatul Islam yang memiliki 3
cakupan yaitu: Syumuliyatul zaman (kesempurnaan waktu), syumuliyatul minhaj
(kesempurnaan pedoman hidup), dan syumuliyatul makan (kesempurnaan tempat/ruang).
Salah satu contoh urusan yang bersifat sunnah seperti pernikahan dan mempunyai
keturunan. Dan cukuplah penggalan satu hadist ini mengingatkan kita terkait hal
ini untuk mengikuti ajaran Rasulullah baik yang wajib maupun yang sunnah.
“… Maka siapa yang tidak menyukai (berpaling
dari) sunnahku. Maka dia bukanlah dari golonganku”. (Shahih Al-Bukhari,
No.5063, No.1401)
Jika kita berpaling dari sunnah yang
dicontohkan Rasullullah sudah dikatakan bukan dari golongan Rasulullah apalagi
meninggalkan hal yang wajib.
Disin saya belum membahasa mengenai hal yang
wajib melainkan membahas sunnah Rasulullah yang dicontohkan Rasulullah yaitu
Rasulullah menikah daan memiliki anak juga. Terkait memiliki anak, Rasulullah
sangat bangga jika ummatnya banyak anak dicuplik dari hadist dibawah ini.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.
“Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang
mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya
aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang
terdahulu)” [Shahih Riwayat Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim dari jalan
Ma’qil bin Yasar].
Tidakkah
kita cukup mengambil pelajaran dari Negara-negara maju seperti Jepang, Korea
Selatan dain Cina dimana angka kelahiran menurun drastis akibat kaum muda mudi
enggan menikah atau memiliki anak. Jika kelahiran menurun drastis tiap tahunnya
lambat laun Negara tersebut tidak memiliki generasi penerus dan tersisalah
generasi tua yang sudah tidak produktif, lama-lama negara tersebut hancur dan
mati karena tidak ada lagi yang mengisi bagian-bagian tertentu di negara
tersebut seperti SDM untuk dibidang pertahanan, pemerintahan, industry dll. Jepang dan Korea Selatan secara angka
kelahiran sangat rendah sehingga Jepang mensiasati untuk membiayai pasangan
yang ingin menikah. Sedangkan Cina mengubah kebijakan yang awalnya melarang
pasang suami istri memiliki anak lebih dari satu akan tetapi sekarang beberapa
provinsi di Cina bahkan memberikan subsidi pernikahan dan membantu membiayai
pernikahan.
Tidak
cukup kah ini sebagai bukti bahwa pasangan
yang memiliki kepemahaman untuk childfree sangat bahaya bagi negara ini
khusunya dan tidak masuk ke golongan Rasulullah SAW. Bagaimana kita bisa
mendapatkan syafa’atnya kelak masuk kedalam golongan Rasulullah pun kita tidak akibat berpaling dari
sunnah yang diajarkan Rasulullah?
Wallahu a'lam bish-shawab.
Tapanuli Selatan, 10 Agustus 2021
Yeni SM