Sabtu, 22 Desember 2018

Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus

Bismillah, Saya takut inspirasi yang ada difikiran saya hilang. Sehingga saya cepat-cepat menuliskannya walaupun ngetik pakai hape, tapi Alhamdulillah masih bisa. Karena laptop sedang dirawat inap di Rumah Sakit alias bengkel alias Tempat services komputer. 

Kita hidup didunia ini adalah sebuah perjalanan proses menuju kepada Allah SWT. Didunia mungkin hanya sampai 63 tahun (Usia Rasullullah SAW meninggal) atau bahkan kurang dari itu. Allahu'alam hanya Allah yang Maha Tahu. Selebihnya kita akan di alam kubur selanjutnya yailumil kiyamah. 
Sekarang berapa usiamu? 25 tahun? 26 Tahun atau 27 Tahun? Setiap usia ada fase-fasenya. Dan setiap fase/keadaan pasti diuji oleh Allah.

Kita manusia pasti akan kembali kepada Nya, yang harus kita hilangkan adalah sikap sombong. 

Tidak akan masuk surga siapa yang di dalam hatinya ada kesombongan walau seberat debu.” (HR Muslim).

Apalah yang perlu kita sombongkan dimuka bumi ini kita ini kecil amat-amat lah kecil jika dibandingan miliaran galaxy kepunya Allah di alam semesta ini. Kita hanyalah ciptaan kecil miliknya. Lantas, apa yang membuat kita sombong?

Bahkan pun jika diakhirat kelak seluruh amal ibadah kita jika dikumpulkan dan dihitung tidak bisa membuat kita masuk syurga. Lantas apa yang bisa membuat kita masuk syurga? Keridhoan Allah, iya keridhoan Allah. Dalam hal shadaqah/infaq misalnya. Kalau menurut kita pasti yang besar pahala nya adalah yang paling besar nominal shadaqah/infaqnya, bukan bukan itu, kalau hitung-hitungan Allah itu seperti ini. Misal Fulan A hanya memiliki harta satu-satu nya adalah sepedanya kemudian fulan A menginfaqkan sepedanya. Kita anggap sepedanya seharga 1 juta Rupiah. Kemudian Fulan B, memiliki harta yang banyak, Fulan tersebut menginfaqkan salah satu mobil nya. Mungkin dilihat dari kacamata manusia, Fulan B yang bakal banyak dapat pahala dari pada Fulan A. Tapi, tahu kah kita? Bahwa Fulan A itu lebih lebih dimata Allah infaqnya juga lebih besar pahalanya dimata Allah karena sepeda tersebut satu-satunya hartanya. Begitulah Allah Maha AdilNya dalam segala hal. 
Kemudian manusia pasti diuji iya diuji, saat dia susah tak ada apa-apa kemudian diuji dengan keadaan yang lumayan. Masing-masing kita pasti diuji dengan segala keadaan. Rasullullah dan Sahabat pun diuji dengan ditimpa kelaparan.

Istri Rasulullah Khadijah r.a pun diuji kelaparan hingga pada saat itu menyusui Fatimah r.a bukan air susu yang keluar melainkan darah. allahumma sholli alaa sayyidina muhammad wa alihi washahbihi wasallim.

Lantas masihkah kita sombong?

Apalagi kita manusia biasa pasti akan diuji segala keadaan. Apakah iman kita sama atau lebih baik atau bahkan lebih buruk dengan keadaan sebelumnya? Hanya masing-masing kita yang dapat menjawabnya. Karena kelemahan kita inilah, makanya kita disuruh banyak-banyak berdo'a meminta segala sesuatu nya karena ketidakberdayaan kita. Istiqomah dijalan Allah ini pun kita juga harus meminta kepada Allah. Dalam hal apapun itu, tidak terlepas meminta kepada Allah.

Setelah meminta kepada Allah kita ikhtiar, jika jalan ikhtiar kita buntu minta lagi kepada Allah untuk diberi petunjuk jalan-jalan ikhtiar lain, jika buntu juga minta lagi kepadaNya. Tumpahkan segala tangis di shalat-shalat malam yang syahdu antara kita dengan Allah saja.

Allah Allah Allah... 
Masukkan hamba kedalam golongan hambaMu yang beriman dan bertaqwa kepada Mu Ya Allah dan berkumpul dengan Orang-orang shalih/ah di Syurga Mu kelak, Allahummaamiin....
Allah Dulu...
Allah Lagi...
Allah Terus...

Perjanalan Menuju Ufuk Barat

Hidup ini hanyalah sandiwara bak drama atau sinetron ... Dan kamu lah sebagai pemeran utamanya...  Kamu tinggal milih peran apa yang akan ka...