Kita bersaksi bahwa
tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah SWT dan Nabi Muhammad adalah
utusan Allah yang terakhir diutus ke muka bumi ini. Dan alam semesta beserta
isinya baik manusia, hewan dan tumbuhan adalah makhluk ciptaan-Nya.
Kita ketahui bahwa
beragam jenis warna kulit, mata, rambut manusia kemudia beragam tumbuhan sesuai
jenis tanahnya kemudian beragam hewan sesuai iklim dan kondisi wilayahnya. Maha
Besar Allah dengan segala ciptaan-Nya.
Kemudian manusia dengan
keberagaman agama yang dianut tentu ini bukan tanpa sebab, sebagaimana firman
Allah SWT:
"Dan Kami telah
menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang
membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah
engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah
diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada
Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang
dahulu kamu perselisihkan,”(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 48).
Jika Allah menghendaki,
niscaya kita dijadikan-Nya satu umat saja, akan tetapi Allah hendak menguji
kita.
Ujian atau musibah ini
mengampiri kepada siapapun terkhusus kepada orang yang beriman. Ujian ini
bermacam-macam bentuk ujiannya. Ujian yang diberikan dalam bentuk sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
Sebagai dijelaskan
melalui firman Allah SWT:
"Dan Kami pasti
akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa,
dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang
sabar," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155).
Didalam Al-Qur’an, ayat
Al-Qur’an yang menjelaskan tentang ujian berjumlah 32 ayat.
Setelah kata-kata
menguji/ujian di Ayat yang sama biasanya Allah akan menjelaskan tujuan diujinya
manusia tersebut. Tujuan diujinya manusia tersebut ada 6 hal sebagai berikut:
1. Menguji
keimanan seseorang apakah orang tersebut benar-benar beriman atau tidak benar-benar
beriman
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan
apa yang menimpa kamu ketika terjadi pertemuan (pertempuran) antara dua pasukan
itu adalah dengan izin Allah, dan agar
Allah menguji siapa orang (yang benar-benar) beriman,"(QS.
Ali 'Imran 3: Ayat 166).
2. Menguji
siapa orang-orang yang beriman atau termasuk orang yang munafiq
Allah
Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan
sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang
benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta,"(QS.
Al-'Ankabut 29: Ayat 3).
3. Siapa
orang-orang yang bersabar atau orang-orang yang tidak bersabar.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan
sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui
orang-orang yang benar-benar berjihad dan
bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu,"(QS.
Muhammad 47: Ayat 31).
4. Siapa
orang-orang yang bersyukur atau orang-orang yang tidaak bersyukur.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Demikianlah,
Kami telah menguji sebagian mereka (orang yang kaya) dengan sebagian yang lain
(orang yang miskin), agar mereka (orang yang kaya itu) berkata, Orang-orang
semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah? (Allah
berfirman), Tidakkah Allah lebih
mengetahui tentang mereka yang bersyukur (kepada-Nya)?,"(QS.
Al-An'am 6: Ayat 53).
"Seorang
yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, Aku akan membawa singgasana itu
kepadamu sebelum matamu berkedip. Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana
itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau
mengingkari (nikmat-Nya). Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia,"(QS.
An-Naml 27: Ayat 40).
5. Siapa
yang paling terbaik amal dan perbuatannya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan
Dialah yang menciptakan langit dan Bumi dalam enam masa, dan 'Arsy-Nya di atas
air, agar Dia menguji siapakah di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata (kepada penduduk Mekah),
Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati, niscaya orang kafir itu akan
berkata, Ini hanyalah sihir yang nyata,"(QS. Hud 11: Ayat 7).
"Sesungguhnya
Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya
yang terbaik perbuatannya,"(QS.
Al-Kahf 18: Ayat 7).
"yang
menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa,
Maha Pengampun,"(QS. Al-Mulk 67: Ayat 2).
6. Agar
orang tersebut kembali ke jalan yang benar agar bertaubat kepada Allah SWT.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dia
(Daud) berkata, Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta
kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya. Memang banyak di antara
orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka
yang begitu. Dan Daud menduga bahwa Kami mengujinya; maka dia memohon ampunan kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan
bertobat,"(QS.
Sad 38: Ayat 24).
"Dan
sungguh, Kami telah menguji Sulaiman
dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah
karena sakit), kemudian dia bertobat,"(QS.
Sad 38: Ayat 34).
Ayat-ayat diatas sudah gamblang dan
jelas, menjelaskan tujuan diujinya seseorang oleh Allah SWT. Orang-orang yang dimaksud
diatas adalah orang-orang Muslim ya (orang yang beragama Islam). Ujian-ujian
yang diberikan agar terbukti bahwa seseorang itu adalah orang benar-benar
beriman atau tidak benar-benar beriman, orang beriman atau orang munafiq, siapa
orang yang banyak amalnya, orang yang bersabar dan bersyukur serta orang-orang
yang senantiasa bertaubat.
Sedangkan orang-orang kafir, Allah
berikan kesenangan di Dunia dan Allah kunci hati mereka sehingga mereka tidak
akan mendapatkan petunjuk dan hidayah terkecuali yang Allah kehendaki. Bukan
hanya kita saja yang diuji Nabi dan Rasul pun diuji oleh Allah SWT dengan ujian
yang keras.
“(Orang yang paling keras ujiannya adalah) para nabi, kemudian
yang semisalnya dan yang semisalnya, diuji seseorang sesuai dengan kadar
agamanya, kalau kuat agamanya maka semakin keras ujiannya, kalau lemah agamanya
maka diuji sesuai dengan kadar agamanya. Maka senantiasa seorang hamba diuji
oleh Allah sehingga dia dibiarkan berjalan di atas permukaan bumi tanpa
memiliki dosa,”(HR. At-Tirmidzy, Ibnu Majah, berkata Syeikh Al-Albany: Hasan
Shahih).
Hikmah dibalik ujian ataupun musibah adalah
untuk menambahkan pahala untuk kita dan menggugurkan dosa serta mengangkat
derajat orang tersebut serta, sebagai mana Firman Allah SWT dan hadist dibawah
ini:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Balasan
bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik
pahala bagi orang-orang yang beramal,"(QS.
Ali 'Imran 3: Ayat 136).
"Dan
setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai
ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala
dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barang siapa menghendaki
pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu, dan Kami
akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur,"(QS.
Ali 'Imran 3: Ayat 145).
"Katakanlah
(Muhammad), Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu. Bagi
orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan Bumi
Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya
tanpa batas,"(QS.
Az-Zumar 39: Ayat 10).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah menimpa seorang mukmin sebuah musibah, duri atau musibah
yang lebih besar dari itu kecuali Allah akan mengangkat derajatnya atau
menggugurkan dosanya,”(HR. Al-Bukhari dan
Muslim, dan lafadznya milik Imam Muslim).
So, jangan bersedih hati jika kita
terus-terusan diuji oleh Allah SWT. Yang terpenting adalah bagaimana kita lulus
dihadapan Allah terkait ujian tersebut. Ya namanya ujian sama seperti ujian pas
di Sekolah atau dibangku Kuliah ada nilai standart minimum jika dikatakan lulus
atau tidak lulus. Dan hanya Allah dan diri kita yang mengetahui apakah kita lulus
dari ujian-ujian tersebut. Sehingga hasil dari ujian ini Allah SWT menambahkan
pahal bagi kita dan berguguranlah dosa-dosa serta Allah SWT meninggikan derajat
kita.
Allahummaamiin 3x.
Allahu’alam
bishowab.
Bandung,
21 Juni 2020
@Yeni_s.m