Minggu, 21 Juni 2020

Kenapa Manusia diuji?

Kita bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah SWT dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang terakhir diutus ke muka bumi ini. Dan alam semesta beserta isinya baik manusia, hewan dan tumbuhan adalah makhluk ciptaan-Nya.

Kita ketahui bahwa beragam jenis warna kulit, mata, rambut manusia kemudia beragam tumbuhan sesuai jenis tanahnya kemudian beragam hewan sesuai iklim dan kondisi wilayahnya. Maha Besar Allah dengan segala ciptaan-Nya.

Kemudian manusia dengan keberagaman agama yang dianut tentu ini bukan tanpa sebab, sebagaimana firman Allah SWT:

"Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan,(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 48).

Jika Allah menghendaki, niscaya kita dijadikan-Nya satu umat saja, akan tetapi Allah hendak menguji kita.
Ujian atau musibah ini mengampiri kepada siapapun terkhusus kepada orang yang beriman. Ujian ini bermacam-macam bentuk ujiannya. Ujian yang diberikan dalam bentuk sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.

Sebagai dijelaskan melalui firman Allah SWT:

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155).

Didalam Al-Qur’an, ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang ujian berjumlah 32 ayat.
Setelah kata-kata menguji/ujian di Ayat yang sama biasanya Allah akan menjelaskan tujuan diujinya manusia tersebut. Tujuan diujinya manusia tersebut ada 6 hal sebagai berikut:

1.      Menguji keimanan seseorang apakah orang tersebut benar-benar beriman atau tidak benar-benar beriman
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan apa yang menimpa kamu ketika terjadi pertemuan (pertempuran) antara dua pasukan itu adalah dengan izin Allah, dan agar Allah menguji siapa orang (yang benar-benar) beriman,"(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 166).

2.      Menguji siapa orang-orang yang beriman atau termasuk orang yang munafiq
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta,"(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 3).

3.      Siapa orang-orang yang bersabar atau orang-orang yang tidak bersabar.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu,"(QS. Muhammad 47: Ayat 31).

4.      Siapa orang-orang yang bersyukur atau orang-orang yang tidaak bersyukur.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Demikianlah, Kami telah menguji sebagian mereka (orang yang kaya) dengan sebagian yang lain (orang yang miskin), agar mereka (orang yang kaya itu) berkata, Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah? (Allah berfirman), Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur (kepada-Nya)?,"(QS. Al-An'am 6: Ayat 53).

"Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia,"(QS. An-Naml 27: Ayat 40).

5.      Siapa yang paling terbaik amal dan perbuatannya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan Dialah yang menciptakan langit dan Bumi dalam enam masa, dan 'Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata (kepada penduduk Mekah), Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati, niscaya orang kafir itu akan berkata, Ini hanyalah sihir yang nyata,"(QS. Hud 11: Ayat 7).

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya,"(QS. Al-Kahf 18: Ayat 7).

"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,"(QS. Al-Mulk 67: Ayat 2).

6.      Agar orang tersebut kembali ke jalan yang benar agar bertaubat kepada Allah SWT.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dia (Daud) berkata, Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya. Memang banyak di antara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka yang begitu. Dan Daud menduga bahwa Kami mengujinya; maka dia memohon ampunan kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat,"(QS. Sad 38: Ayat 24).

"Dan sungguh, Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian dia bertobat,"(QS. Sad 38: Ayat 34).

Ayat-ayat diatas sudah gamblang dan jelas, menjelaskan tujuan diujinya seseorang oleh Allah SWT. Orang-orang yang dimaksud diatas adalah orang-orang Muslim ya (orang yang beragama Islam). Ujian-ujian yang diberikan agar terbukti bahwa seseorang itu adalah orang benar-benar beriman atau tidak benar-benar beriman, orang beriman atau orang munafiq, siapa orang yang banyak amalnya, orang yang bersabar dan bersyukur serta orang-orang yang senantiasa bertaubat.

Sedangkan orang-orang kafir, Allah berikan kesenangan di Dunia dan Allah kunci hati mereka sehingga mereka tidak akan mendapatkan petunjuk dan hidayah terkecuali yang Allah kehendaki. Bukan hanya kita saja yang diuji Nabi dan Rasul pun diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang keras.

“(Orang yang paling keras ujiannya adalah) para nabi, kemudian yang semisalnya dan yang semisalnya, diuji seseorang sesuai dengan kadar agamanya, kalau kuat agamanya maka semakin keras ujiannya, kalau lemah agamanya maka diuji sesuai dengan kadar agamanya. Maka senantiasa seorang hamba diuji oleh Allah sehingga dia dibiarkan berjalan di atas permukaan bumi tanpa memiliki dosa,”(HR. At-Tirmidzy, Ibnu Majah, berkata Syeikh Al-Albany: Hasan Shahih).

Hikmah dibalik ujian ataupun musibah adalah untuk menambahkan pahala untuk kita dan menggugurkan dosa serta mengangkat derajat orang tersebut serta, sebagai mana Firman Allah SWT dan hadist dibawah ini:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal,"(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 136).

"Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur,"(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 145).

"Katakanlah (Muhammad), Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan Bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas,"(QS. Az-Zumar 39: Ayat 10).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah menimpa seorang mukmin sebuah musibah, duri atau musibah yang lebih besar dari itu kecuali Allah akan mengangkat derajatnya atau menggugurkan dosanya,”(HR. Al-Bukhari dan Muslim, dan lafadznya milik Imam Muslim).

So, jangan bersedih hati jika kita terus-terusan diuji oleh Allah SWT. Yang terpenting adalah bagaimana kita lulus dihadapan Allah terkait ujian tersebut. Ya namanya ujian sama seperti ujian pas di Sekolah atau dibangku Kuliah ada nilai standart minimum jika dikatakan lulus atau tidak lulus. Dan hanya Allah dan diri kita yang mengetahui apakah kita lulus dari ujian-ujian tersebut. Sehingga hasil dari ujian ini Allah SWT menambahkan pahal bagi kita dan berguguranlah dosa-dosa serta Allah SWT meninggikan derajat kita.

Allahummaamiin 3x.

Allahu’alam bishowab.

Bandung, 21 Juni 2020

@Yeni_s.m

Tips dan Trik Menghapal Al-Qur'an Semudah Senyum

Hari ini, Kita telah memasuki hari ke-10 di Bulan Ramadhan.

Jangan sampai Ramadan berakhir namun dosa-dosa kita belum diampuni. Mari kita baca sejenak hadist ini:

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,
“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” (HR. Ahmad, shahih)

Tips dan Trik Menghapal Al-Qur'an semudah senyum sebagai berikut :

  1. Niatkan menghapal Al-Qur'an karena Allah SWT bukan untuk pujian manusia karena benyaknya hapalan usahakan banyaknya jumlah hapalan tidak diketahui orang lain, InsyaAllah, Allah akan memudahkan jalan kita untuk menambah hapalan kita.
  2. Meluangkan waktu khusus buat Menghapal Al-Qur'an, yang paling bakm adalah subuh/malam karena diwaktu itu bacaan berkesan dan keadaan sepi.
  3. Mushaf/Al-Qur'an yang digunakan tidak berubah, hanya memakai satu mushaf tidak ganti-ganti.
  4. Bacalah ayat yang ingin dihapal berulang-ulang paling tidak 20 x. Jika, terlalu berat 1 ayat, bisa sepenggal kalimat (penggalan kalimatnya tepat ya).
  5. Usahakan dihapal dalam satu duduk untuk awalan ayat yang sekiranya sama misal awalan ayat.

Hadist ini untuk pengingat bagi kita semua.
Dari Umamah RA bahwa Nabi SAW bersabda, ''Bacalah Alquran, karena dia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela (pemberi syafaat) bagi orang yang mempelajari dan menaatinya.'' (HR Muslim)

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ditawarkan kepada penghafal al-Quran, “Baca dan naiklah ke tingkat berikutnya. Baca dengan tartil sebagaimana dulu kamu mentartilkan al-Quran ketika di dunia. Karena kedudukanmu di surga setingkat dengan banyaknya ayat yang kamu hafal.” (HR. Abu Daud 1466, Turmudzi 3162 dan dishahihkan al-Albani)

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Orang yang membaca dan menghafal al-Quran, dia bersama para malaikat yang mulia. Sementara orang yang membaca al-Quran, dia berusaha menghafalnya, dan itu menjadi beban baginya, maka dia mendapat dua pahala. (HR. Bukhari 4937)

Memperbaiki bacaan dan menghapalkannya sama-sama mendapatkan pahala disisi Allah, menghapalkannya mendapatkan 2 pahala. Semoga kita tetap semangat yaa mempelajari dan menghapal Al-Qur'an wakaupun Ramadhan sudah menginggalkan kita.

Allahu'alambisshowab.

Bandung, 3 Mei 2020
@Yeni_s.m

Perjanalan Menuju Ufuk Barat

Hidup ini hanyalah sandiwara bak drama atau sinetron ... Dan kamu lah sebagai pemeran utamanya...  Kamu tinggal milih peran apa yang akan ka...